SUARAMUDA, Oslo – Organisasi penyintas bom atom Hiroshima-Nagasaki, Nihon Hidankyo, telah dinobatkan sebagai pemenang Nobel Perdamaian 2024. Jum’at 11/10/2024.
Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Komite Nobel Norwegia di Oslo sebagai pengakuan atas perjuangan mereka yang tiada henti untuk mewujudkan dunia yang bebas dari senjata nuklir.
Dengan keyakinan bahwa senjata nuklir tidak akan pernah membawa perdamaian, Nihon Hidankyo melalui kesaksian para penyintas terus mengingatkan dunia akan bahaya laten yang ditimbulkan senjata pemusnah massal ini.
Pemberian penghargaan ini tidak hanya merupakan pengakuan atas kerja keras selama bertahun-tahun, tetapi juga pesan kuat untuk dunia yang terus dibayangi ketegangan dan ancaman penggunaan senjata nuklir.
Toshiyuki Mimaki, yang merupakan salah satu penyintas dari tragedi pemboman di Hiroshima pada 1945 dan kini menjabat sebagai pemimpin Nihon Hidankyo, menerima penghargaan ini dengan penuh haru dan tanggung jawab besar.
Dalam pidatonya, Mimaki menyoroti kembali sejarah kelam yang dialami oleh Jepang pada akhir Perang Dunia II, saat bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, menewaskan ratusan ribu orang serta meninggalkan trauma yang mendalam bagi mereka yang selamat.
“Situasi di Gaza saat ini mengingatkan saya pada apa yang kami alami di Jepang. Ketika kekerasan dan senjata digunakan untuk menyelesaikan konflik, yang tertinggal hanyalah kehancuran dan penderitaan yang mendalam,” ujar Mimaki, membandingkan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dengan kekacauan yang dialami Jepang pada 1945.
Nihon Hidankyo didirikan dengan tujuan utama untuk mengadvokasi pelarangan penggunaan senjata nuklir di seluruh dunia. Mereka berkomitmen untuk menyebarkan kesadaran melalui cerita-cerita pribadi penyintas, yang disebut hibakusha, agar dunia tidak pernah melupakan betapa dahsyatnya dampak destruktif dari senjata nuklir. Melalui kesaksian langsung dari para penyintas, mereka berharap generasi masa kini dan mendatang dapat memahami bahwa tidak ada alasan yang cukup untuk membenarkan penggunaan senjata pemusnah massal.
“Bom atom menghancurkan kehidupan kami, menghancurkan kota-kota kami, dan mencabut harapan dari jutaan orang. Kami di sini bukan hanya untuk mengingatkan dunia tentang apa yang telah terjadi, tetapi untuk memastikan bahwa hal ini tidak akan pernah terjadi lagi,” tegas Mimaki.
Komite Nobel Norwegia dalam pernyataannya memuji Nihon Hidankyo karena tidak hanya berbicara untuk para korban bom atom, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Mereka dianggap telah menunjukkan keteguhan luar biasa dalam memperjuangkan pelucutan senjata nuklir dan mencegah ancaman baru yang mungkin muncul di masa depan. Dalam suasana geopolitik global yang kerap kali penuh ketegangan dan persaingan militer, pesan yang disampaikan oleh Nihon Hidankyo semakin relevan dan mendesak.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi penggunaan senjata nuklir dalam konflik-konflik modern, terutama di wilayah-wilayah dengan ketegangan tinggi seperti Timur Tengah dan Semenanjung Korea, peringatan dari Nihon Hidankyo menjadi semakin penting. Dunia perlu memahami, menurut Mimaki dan rekan-rekannya, bahwa keberadaan senjata nuklir hanya memperbesar risiko bagi perdamaian global, bukannya menjaganya.
Penghargaan Nobel Perdamaian ini juga menjadi momen refleksi bagi komunitas internasional untuk mengevaluasi kembali kebijakan nuklir global. Organisasi seperti Nihon Hidankyo telah menjadi pengingat moral yang berharga tentang bahaya yang kita hadapi jika tidak ada langkah konkret untuk mencapai perlucutan senjata total. Mereka tidak hanya mengingatkan dunia melalui pidato dan publikasi, tetapi juga mengupayakan advokasi langsung dalam forum-forum internasional untuk menekan pemerintah dan pemimpin dunia agar serius mempertimbangkan pelarangan total senjata nuklir.
Dengan penghargaan ini, harapan akan dunia yang bebas dari ancaman senjata nuklir kembali menguat. Nihon Hidankyo mengajak semua pihak untuk bersatu dalam misi global ini, menegaskan bahwa kemanusiaan harus memilih jalan damai dan meninggalkan ancaman kekerasan berskala besar.
“Perdamaian bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dengan senjata. Perdamaian adalah sesuatu yang harus kita bangun bersama, dengan saling pengertian, kerja sama, dan rasa kemanusiaan yang dalam,” tutup Mimaki dalam pidato penerimaannya.
Penghargaan Nobel Perdamaian 2024 ini bukan sekadar pengakuan atas masa lalu, tetapi juga sebuah panggilan bagi kita semua untuk bekerja lebih keras mewujudkan masa depan yang lebih aman dan damai tanpa bayang-bayang senjata nuklir.