
Oleh: Na.zakiyyah Azzahra *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi lokal di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
UMKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi masyarakat.
Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan keuangan.
Di sinilah peran akuntansi menjadi sangat penting untuk membantu mereka bertahan dan berkembang.
Akuntansi tidak harus rumit. Bahkan pencatatan sederhana tentang pemasukan dan pengeluaran harian sudah merupakan langkah awal yang baik.
Dengan memiliki pencatatan keuangan yang rapi dan teratur, pelaku UMKM di Bangka memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi keuangan usaha secara akurat. Banyak pelaku usaha kesulitan membedakan antara keuntungan dan omzet. Dengan akuntansi, pelaku usaha bisa tahu dengan jelas apakah usahanya untung atau rugi.
2. Mengelola arus kas lebih baik. Pencatatan keuangan membantu pemilik usaha mengetahui kapan harus membeli bahan baku, kapan ada pemasukan, dan kapan harus membayar utang atau gaji.
3. Mendapatkan akses pembiayaan. Laporan keuangan yang rapi menjadi syarat utama saat pelaku usaha ingin mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan.
4. Membuat keputusan usaha yang lebih tepat. Dengan data keuangan yang jelas, pelaku usaha bisa menentukan produk mana yang paling menguntungkan dan bagaimana strategi penjualannya ke depan.
Kondisi UMKM di Bangka Saat Ini
Di Kabupaten Bangka, sebenarnya telah banyak UMKM yang bergerak di bidang kuliner, kerajinan, pertanian, hingga perikanan.
Namun sayangnya, berdasarkan pengamatan dan laporan dari dinas terkait, sebagian besar UMKM masih mencampuradukkan keuangan pribadi dengan keuangan usaha.
Hal ini menyebabkan sulitnya mengukur pertumbuhan usaha secara objektif.
Selain itu, sebagian besar pelaku UMKM belum mendapatkan pelatihan akuntansi dasar. Mereka mengandalkan ingatan atau catatan seadanya yang tidak terstruktur.
Akibatnya, ketika pandemi COVID-19 melanda beberapa tahun lalu, banyak usaha yang tidak siap secara keuangan dan akhirnya tutup.
Pendidikan Akuntansi yang Mudah dan Praktis sebagai Solusi
Untuk membantu UMKM di Bangka bertahan dan berkembang, perlu ada dukungan nyata sebagai berikut. Pertama, pelatihan akuntansi dasar secara gratis oleh pemerintah daerah atau lembaga swadaya masyarakat.
Kedua, Penerapan aplikasi pencatatan keuangan sederhana yang bisa diakses lewat ponsel.
Ketiga, pendampingan usaha oleh mahasiswa akuntansi atau tenaga profesional melalui program KKN atau CSR.
Keempat, pemberian insentif bagi UMKM yang sudah memiliki laporan keuangan dan patuh pajak.
Perluasan Dampak Positif Akuntansi terhadap UMKM
Selain manfaat langsung yang sudah dijelaskan, akuntansi juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi UMKM di Bangka.
Dengan penerapan sistem pencatatan yang konsisten, UMKM dapat membangun reputasi keuangan yang baik.
Reputasi ini penting, terutama jika usaha ingin menjalin kerja sama dengan pihak lain, seperti distributor besar, investor, atau pemerintah.
UMKM yang memiliki laporan keuangan dapat lebih mudah mengikuti program-program bantuan dan pendampingan dari pemerintah maupun swasta.
Hal ini karena instansi pemberi bantuan biasanya mensyaratkan laporan keuangan sebagai syarat administratif.
Dengan demikian, pelaku UMKM yang sudah terbiasa mencatat keuangan lebih cepat dan mudah mendapatkan dukungan tambahan.
Tantangan dalam Penerapan Akuntansi di UMKM Bangka
Namun, penerapan akuntansi di kalangan UMKM bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan utama yang sering dijumpai antara lain:
1. Kurangnya pemahaman dan edukasi
Banyak pelaku UMKM belum memahami pentingnya pencatatan keuangan. Akuntansi masih dianggap sulit dan hanya diperlukan oleh usaha besar.
2. Keterbatasan waktu dan tenaga
UMKM sering kali dijalankan oleh pemiliknya sendiri tanpa karyawan tambahan. Hal ini membuat pelaku usaha kesulitan untuk menyisihkan waktu khusus untuk mencatat keuangan.
3. Kurangnya akses terhadap teknologi
Meski aplikasi keuangan sudah banyak tersedia, tidak semua pelaku UMKM di daerah pedesaan memiliki akses atau kemampuan untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, upaya edukasi dan pendampingan harus dilakukan secara terus-menerus dan menyeluruh, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan kampus atau komunitas lokal untuk memberikan pelatihan berkala yang mudah dipahami dan langsung dapat dipraktikkan.
Kesimpulan
Peran akuntansi dalam membantu UMKM di Bangka tidak bisa dipandang sebelah mata. Akuntansi menjadi fondasi penting bagi kelangsungan dan pertumbuhan usaha.
Melalui pencatatan keuangan yang baik, UMKM bisa memahami usahanya sendiri dengan lebih baik, mengambil keputusan yang lebih tepat, dan lebih siap dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Dengan dukungan semua pihak, diharapkan pelaku UMKM di Bangka bisa lebih melek akuntansi, lebih mandiri secara keuangan, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Akuntansi bukan sekadar angka, tapi kunci keberhasilan usaha kecil menuju bisnis yang besar. (Red)
*) Na.zakiyyah Azzahra, mahasiswa Akuntansi, Universitas Bangka Belitung
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi tanggung jawab redaksi