Refleksi Pena KPU: Menguatkan Demokrasi dalam Pilgub Jateng 2024

SUARAMUDA, SEMARANG — Dalam rangka mengevaluasi penyelenggaraan Pilgub Jateng 2024, KPU Jateng mengadakan media gathering bertajuk “Refleksi Pena: Menakar Pemberitaan pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024”, Kamis-Jumat (19-20/12/2024).

Bertempat di Hariss Hotel Semarang, forum ini menjadi ajang kolaborasi antara KPU dan media untuk memperkuat kualitas demokrasi melalui penyebaran informasi yang utuh dan kredibel.

Mewakili Ketua KPU Jawa Tengah, Basmar Perianto Amron, menegaskan media dan KPU memiliki peran penting sebagai pilar penguat demokrasi.

“Prof. Jimly Asshiddiqie pernah menambahkan media sebagai kekuatan keempat dalam demokrasi, setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kolaborasi ini penting agar masyarakat tidak kehilangan hak-haknya sebagai warga negara,” ujarnya.

Ia juga berharap forum semacam ini dapat dilakukan secara rutin, tidak hanya menjelang pemilu, untuk terus membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilu yang bersih dan berkualitas.

Sementara itu, Divisi Teknis KPU Jateng M. Machruz memberikan paparan mendalam tentang tahapan Pilgub 2024. Ia menyebut tahapan berjalan sesuai aturan, mulai dari pendaftaran calon hingga penghitungan suara.

Dua pasangan calon yang maju adalah Andika-Hendi dan Luthfi-Taj Yasin, dengan proses pencalonan yang dilakukan serentak pada 27-29 Agustus 2024.

Kendati demikian, terdapat dua kasus Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Karanganyar dan Pemalang akibat kesalahan teknis, seperti pemberian surat suara ganda dan penggunaan hak pilih dua kali.

“PSU yang dilaksanakan pada 30 November 2024 berlangsung lancar dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat,” jelas Machruz.

Selain itu, aplikasi SIREKAP yang sebelumnya sempat diragukan pada Pemilu 2024, kini mampu menunjukkan performa yang lebih andal, mempercepat proses rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.

Partisipasi Pemilih Tertinggi di Pulau Jawa

Muslim Aisha menyampaikan kabar baik tentang tingkat partisipasi pemilih di Jawa Tengah yang tertinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa.

“Tagline Pilgub 2024, ‘Luwih Becik, Luwih Nyenengke,’ terbukti mencerminkan kualitas penyelenggaraan yang lebih baik dan menyenangkan,” katanya.

Ia menyoroti bagaimana suasana di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024 berlangsung kondusif tanpa konflik yang berarti. Bahkan, narasi mendelegitimasi hasil pemilu hampir tidak muncul di pemberitaan.

“Namun, masih ada pertanyaan apakah partisipasi tinggi ini dipengaruhi oleh narasi khas Jawa Tengah, seperti ‘Perang Bintang’, atau faktor lainnya,” tambahnya.

Isu kesejahteraan petugas juga menjadi perhatian penting dalam forum ini. Mey Nurlela melaporkan bahwa enam petugas meninggal dunia selama tahapan Pilkada, sebagian besar akibat kecelakaan dan sakit.

Tiga keluarga telah menerima santunan, sementara sisanya masih dalam proses administrasi.

“Kami terus mendorong agar keluarga segera menyelesaikan administrasi agar santunan dapat disalurkan,” katanya.

Selain itu, evaluasi terhadap integritas petugas adhoc menjadi prioritas, mengingat adanya laporan keterlibatan mereka dengan pasangan calon tertentu.

“KPU berhasil menghentikan beberapa petugas yang terafiliasi dengan peserta Pilkada, sehingga proses tetap berjalan netral,” tegasnya.

Media Mitra Demokrasi

Arief Suja’i menutup acara dengan menekankan peran media dalam mendukung keberhasilan Pilkada Jateng 2024.

Menurutnya, kerja keras KPU tidak akan optimal tanpa bantuan media dalam menyampaikan informasi yang transparan kepada masyarakat.

“Kami mengapresiasi media yang mampu menjaga narasi positif, menghindari pemberitaan viral yang dapat mengganggu tahapan Pilkada. Evaluasi terhadap pemberitaan dan rekomendasi perbaikan ke depan akan menjadi pijakan untuk Pilkada yang lebih baik,” ujarnya.

Media gathering ini mencerminkan komitmen KPU Jawa Tengah untuk terus meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

Dengan sinergi antara penyelenggara pemilu dan media, harapan untuk pemilu yang lebih bersih, inklusif, dan menyenangkan semakin nyata.

“Luwih Becik, Luwih Nyenengke” bukan hanya slogan, tetapi harapan bersama untuk demokrasi yang matang di Jawa Tengah. (Red)

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like