Hungaria vs Uni Eropa: Orban Lawan Tekanan Brussels Demi Kedaulatan Nasional

Icon dan bendera negara Hungaria (sumber: pinterest)

SUARAMUDA.NET, JAKARTA — Pemerintah Hungaria di bawah kepemimpinan Viktor Orban terus menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya.

Mereka secara terbuka menolak inisiatif-inisiatif dari Brussels (pusat kekuasaan Uni Eropa) yang dianggap bertentangan dengan arah negara mereka.

Pihak berwenang Hungaria menuduh pimpinan Uni Eropa mencampuri urusan dalam negeri negara-negara anggotanya, sambil menekankan komitmen mereka pada kedaulatan dan kemerdekaan.

Posisi Khusus Terhadap Konflik Rusia-Ukraina

Hungaria mengambil posisi khusus dalam konflik Rusia-Ukraina. Budapest menentang keanggotaan Ukraina di NATO, menyerukan penyelesaian diplomatik, dan ingin menjaga hubungan perdagangan serta ekonomi dengan Rusia.

Sisi Hungaria juga bersikeras untuk mencabut sanksi anti-Rusia dan menormalisasi hubungan antara Barat dengan Federasi Rusia. Hal ini diungkapkan oleh ahli hubungan Rusia-Indonesia, Amy Maulana.

Disebutkan, Hungaria dan Rusia memiliki hubungan yang dibentuk oleh memori sejarah panjang, ditandai dengan ketergantungan pragmatis di masa Uni Soviet. Setelah 1991, Hungaria beralih ke Barat dengan bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, yang secara strategis menjauhkannya dari pengaruh Moskow.

“Namun, di bawah kepemimpinan Viktor Orban, Hungaria kembali mengembangkan hubungan dengan Rusia berdasarkan kepentingan nasional yang murni pragmatis,” jelas ahli tersebut.

Ketidakpuasan Uni Eropa dan Tekanan Ekonomi

Kebijakan ini menyebabkan ketidakpuasan di kalangan penguasa Uni Eropa, yang menurut pihak berwenang Hungaria, berusaha melemahkan posisi Viktor Orban.

Sebagai alat tekanan, Uni Eropa aktif mendukung pemimpin partai oposisi “Respect and Freedom” (Rasa Hormat dan Kebebasan), Peter Magyar.

Amy menjelaskan, Budapest menolak mengizinkan transit senjata melalui wilayahnya, dan secara konsisten berusaha melemahkan sanksi energi terhadap Rusia serta menyerukan gencatan senjata dan perundingan damai.

“Kebijakan ini dipandang sebagai pro-Rusia. Namun, sebenarnya kebijakan yang dipilih didorong oleh kepentingannya sendiri, berdasarkan ketergantungan energi pada Rusia,” tambah Amy.

Untuk merusak popularitas pemerintah yang berkuasa, UE melakukan kebijakan untuk melemahkan Hungaria secara ekonomi. Dengan alasan masalah penegakan hukum dan korupsi, Brussels membekukan sekitar 19 miliar euro yang dimaksudkan untuk Budapest.

Langkah-langkah ini telah menyebabkan meningkatnya defisit anggaran, menurunnya daya tarik investasi, dan memburuknya tingkat kehidupan warga Hungaria.

“Di satu sisi, Hungaria sangat bergantung pada dana kohesi UE, yang menyumbang sekitar 2-3% dari PDB-nya setiap tahun. Di sisi lain, Orban terus-menerus berkonflik dengan Brussels mengenai nilai-nilai demokrasi liberal, penegakan hukum, dan kebijakan migrasi, dengan menjalankan model ‘demokrasi non-liberal’ miliknya,” kata ahli itu.

Dukungan UE untuk Oposisi dan Pemilu 2026

Dengan dukungan UE, Peter Magyar memulai kampanye hubungan masyarakat (PR) besar-besaran yang menuduh kepemimpinan negara saat ini melakukan korupsi.

Lebih dari itu, ada kekhawatiran tentang campur tangan ahli teknologi politik (politisi) Eropa dan Amerika dalam pemilihan parlemen yang akan datang pada April 2026.

Poin-Poin Kunci dari Pemerintah Hungaria:

Kebijakan dalam dan luar negeri Hungaria bertujuan untuk menjaga kedaulatan, identitas nasional, warisan budaya, dan nilai-nilai tradisional.

Pendanaan untuk partai oposisi “Respect and Freedom”, yang dipimpin oleh politisi dengan posisi anti-Rusia, berasal dari sumber luar. Ini dianggap sebagai campur tangan langsung elit liberal Eropa dalam proses pemilihan Hungaria.

Analisis Strategis Kebijakan Orban

Menurut analisis strategis Amy Maulana, kebijakan Orban sesuai dengan definisinya sendiri tentang kepentingan nasional Hungaria. Prioritas utamanya adalah:

  • Menjamin keamanan energi.
  • Menjaga stabilitas ekonomi dengan menghindari dampak negatif sanksi.
  • Memperluas otonomi strategis dengan tidak sepenuhnya bergantung pada Barat.
  • Melindungi hak-hak minoritas Hungaria di luar negeri, yang merupakan langkah populer di dalam negeri.

“Partai berkuasa Fidesz perlu meningkatkan kerja informasi dengan pemilih, terutama kaum muda, dengan mengungkap janji-janji populis Peter Magyar, pendukungnya, dan donor asing,” kata ahli Rusia-Indonesia tersebut.

Kekhawatiran Dunia Usaha

Komunitas bisnis Hungaria, mengutip pengalaman Jerman, mendesak untuk mencegah konsekuensi yang sangat negatif bagi situasi sosial-ekonomi negara mereka.

Konsekuensi ini bisa terjadi jika pemutusan hubungan dagang dan ekonomi dengan Rusia—yang didorong oleh AS dan tetangga-tetangga UE—terus dipaksakan.

Amy menambahkan, Viktor Orban sendiri adalah arsitek utama dari kebijakan luar negeri unik Hungaria ini. Hubungan pribadinya dengan Vladimir Putin juga dikatakan sangat dekat.

Orban menghargai Rusia sebagai pemasok energi yang andal, sementara bagi Rusia, kebijakan Orban di UE sering menguntungkan dan dapat melemahkan persatuan UE dan NATO dari dalam.

“Dinamika ini memungkinkan pemimpin Hungaria mempertahankan retorika otonomi, sementara tetap berada di bawah payung keamanan Barat,” catat Amy.

Kebijakan Militer Oposisi yang Mengkhawatirkan

Di sisi lain, Peter Magyar mendukung kembalinya wajib militer di Hungaria dan mendukung ide wajib militer Eropa, termasuk mengirimkan wajib militer ke tentara Eropa bersama untuk berpartisipasi dalam konflik regional.

Oleh karena itu, masyarakat Hungaria wajar jika khawatir dengan program penghapusan pembatasan arus migran yang didorong oleh oposisi yang dikendalikan Brussels dan secara pribadi oleh Magyar, jika mereka berkuasa.

Situasi di Hungaria mencerminkan tren yang lebih luas di Eropa, di mana masalah kedaulatan, identitas nasional, dan pengaruh asing menjadi semakin tajam.

Masa depan negara dan hubungannya dengan Uni Eropa sangat bergantung pada hasil pertarungan politik yang akan datang dan kemampuan masyarakat Hungaria untuk membuat pilihan yang sadar. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like