Mengkritik Demul yang Lama-lama Makin Lebay: Dari Soal Study Tour, Kini Tegur Danramil Hanya Gegara Pakai Rompi Merk Eiger

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi/ pinterest

SUARAMUDA, SEMARANG – Nama Dedi Mulyadi tentunya sudah tak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat. Karena popularitasnya, Pilgub 2024 menempatkan Dedi Mulyani sebagai Gubernur Jawa Barat 2025-2030.

Gelagat dan sikap politik pemilik sapaan singkat ‘Demul’ itu tergolong populis. Ya, harus diakui gagasan dan kebijakan yang dikeluarkan memang terkesan membela kepentingan rakyat.

Fenomena itu tercermin dari konten-kontennya yang acapkali viral di sosial media, dan tentunya membuat sosok Demul menjadi pesohor papan atas.

Dari konten yang dipublish oleh timnya, Demul dibranding sebagai pemimpin yang sukses membangun Purwakarta. Mulai dari karir sebagai anggota DPRD, hingga Bupati Purwakarta.

‘Dewi Fortuna’ pun terlihat pro atas gagasan dan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan.

Dari jejak digital, branding sebagai sosok yang sederhana, humanis dan dicintai rakyat melekat padanya. Dan karir politik terbaik diraih saat Pilgub Jawa Barat 2024 lalu.

Usai Sukses Menjadi Gubernur

Berhasil memenangi pemilu, Dedi Mulyadi yang berpasangan dengan Erwan Setiawan meraih dukungan 14 juta suara. Demul benar-benar “Jawara” Jawa Barat.

Belum lama dilantik, sosok yang dulu moncer dengan sapaan ‘Kang Dedi’ kemudian memecat Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Depok, Siti Faizah.

“Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya bepergian ke luar provinsi,” kata Dedi setelah dilantik di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Hal yang sama juga dialami Kepala SMA Negeri 1 Cianjur yang juga dicopot lantaran nekat memberangkatkan study tour sekolahnya ke Bromo dan lanjut ke Bali.

Beritanya pun viral seantero Nusantara. Konten sosial media milik Demul pun langsung diserbu warganet, dan tentunya banyak mendapat follow baru dan juga like. Medsosnya, termasuk kanal YouTube miliknya banjir simpati dan dukungan.

Demikian pula dengan media cetak maupun online, yang tak menunggu lama langsung merilis kabar-kabar terkini dari pesohor baru Jawa Barat tersebut.

Tak hanya sampai di situ. Sepak terjang Demul juga makin mendapat simpati dari masyarakat. Gelaran “wisuda” sekolah juga dilarangnya.

Momen Dedi Mulyadi menegur Komandan Koramil saat mengecek program Eiger Camp di Bandung. (Dokumentasi Kemenhut RI/ Tribunnews.com) 

Soroti Wisata Kawasan Puncak

Terbaru, Demul makin viral lewat kebijakannya; membongkar wahana wisata yang dikelola BUMD Provinsi Jawa Barat, PT Jasa dan Kepariwisataan (Jaswita): Hibisc Fantasy.

Dikutip dari Tempo (7/3/2025), upaya Demul membongkar Hibisc Fantasy Puncak lantaran ia menerima info bahwa izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) hanya sekitar 4.800 meter persegi. Namun, di lapangan pembangunan kawasan wisata itu mencapai 15.000 meter persegi.

Tempat wisata itu juga hanya mengantongi izin untuk 14 bangunan, sedangkan saat ini ada 25 bangunan yang belum mengantongi izin.

Selain Hibisc Fantasy, Dedi juga menyegel Pabrik Teh Ciliwung di Telaga Saat, bangunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 Agro Wisata Gunung Mas dan Eiger Adventure Land.

Dan yang paling baru lagi, Demul makin viral dan viral lagi, atas aksi prihatinnya terhadap proyek Eiger Camp yang berlokasi di kaki Tangkuban Perahu.

Saking prihatinnya, saat berkunjung ke proyek Eiger Camp di lahan kebun teh milik PTPN di wilayah Bandung Barat, ia menegur Danramil yang mengenakan rompi hitam merek Eiger.

“Iya pak, itu Eiger,” kata Dedi sambil menunjuk rompi yang dikenakan Danramil, seperti ditulis Tribunnews.com, Minggu (30/3/2025).

Dalam suasana yang sedikit mencengangkan, Dedi bertanya, “Jadi gimana ini pak? Bapak di sini jaga?”

Danramil kemudian menjelaskan bahwa ia hanya memantau proyek tersebut karena viral di media sosial.

Kesimpulan

Sejatinya tidak ada yang salah dengan langkah Demul. Sebagai pemimpin, sudah seharusnya ianmelakukan penataan dan menertibkan apapun yang dinilainya melanggar aturan.

Tulisan ini tidak dimaksudkan atas dasar like dan dislike. Narasi ini juga bukan didesain sebagai upaya anti kebijakan yang dikeluarkan petinggi Jawa Barat.

Justru, tulisan ini murni disusun atas dasar kritik yang lebih elegan dan bijak atas problematik yang kebetulan terjadi di Jawa Barat.

Pelarangan studi tour dan beragam bentuk “perhelatan” dalam dunia pendidikan tentu tak sedikit pula yang menjadi korban. Ada efek domino yang seharusnya tak boleh luput perhatian.

Pembongkaran wahana wisata dan lainnya juga di satu sisi sangat baik untuk masyarakat. Apalagi berkenaan dengan dampak bencana, termasuk banjir yang belum lama menerjang sebagian wilayah Jawa Barat dan berimbas ke Jakarta.

Namun perlu dicermati, kebijakan Demul juga berimbas pada sekelompok masyarakat lainnya. Inipun tak kalah penting untuk diperhatikan.

Dan yang lebih penting lagi, langkah yang dilakukan harusnya tertuju pada substasi persoalan. Bukan kemudian seorang gubernur, hingga menyoroti persoalan sangat teknis; mempersoalkan rompi bermerek Eiger. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like