SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Di balik viralnya Bobibos—bahan bakar dari jerami yang bikin heboh dunia otomotif Indonesia—ada satu nama yang kini ikut melambung: Muhammad Ikhlas Thamrin.
Sosok yang awalnya dikenal sebagai aktivis mahasiswa ini ternyata punya perjalanan panjang sebelum akhirnya melahirkan inovasi energi yang digadang-gadang bakal jadi game changer.
Dari Aktivis Jalanan ke Pencari Solusi Energi
Ikhlas Thamrin adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo angkatan 2001. Pada masa kuliah, ia sering turun ke jalan menyuarakan kritik terhadap kebijakan energi nasional.
“Aku pernah berdemo di Jakarta menolak kenaikan harga BBM. Tapi setelah lulus, aku mikir… kalau cuma protes, kapan ada solusinya?” ungkapnya, seperti dikutip dari situs resmi UNS, 12 November 2025.
Momen itu mengubah arah hidupnya. Dari aktivis, ia kemudian bertransformasi menjadi peneliti energi.
Tahun 2005–2007: Restless Mind yang Mencari Jawaban
Setelah lulus tahun 2005, Ikhlas mulai fokus mencari solusi alternatif untuk masalah energi dalam negeri.
Ia yakin penyebab energi mahal dan langka bukan semata karena sumber daya minim, tetapi karena Indonesia belum serius menggarap energi terbarukan.
Pada 2007, ia memulai riset mandiri bersama tim kecil. Bukan main-main—ini adalah awal dari perjalanan riset selama 10 tahun tanpa henti.

Melahirkan Teknologi Pulsa Energi
Delapan tahun kemudian, hasil riset itu melahirkan PT Baterai Freeneg Generasi. Dari sini, Ikhlas memperkenalkan inovasi berbasis pulsa berupa kompor dan motor listrik yang bekerja menggunakan sistem pulsa token.
Tidak perlu SPBU, tidak perlu SPKLU—isi ulang tinggal top up pulsa. Proyek ini bahkan mengantongi sertifikat paten dari International Certificate Testing Technology (ICTT), sebuah pengakuan global terhadap ide “nyeleneh tapi jenius” tersebut.
Ikhlas menargetkan satu mimpi besar: membangun ekosistem listrik nasional pada tahun 2030.
Bobibos: Energi dari Jerami yang Menggebrak
Lonjakan popularitasnya datang dari inovasi terbaru: Bobibos, singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!—bahan bakar cair berbasis jerami dan tanaman lahan sawah lainnya.
Dengan RON mendekati 98, Bobibos bahkan disebut mampu menempuh jarak lebih jauh daripada solar konvensional. Bahan bakarnya murah, alami, dan tumbuh melimpah di seluruh Indonesia.
Yang lebih mencengangkan, rasio konversinya mencapai 3.000 liter per hektar sawah. Artinya, daerah seperti Lembur Pakuan yang punya potensi 1.000 hektar bisa menghasilkan jutaan liter bahan bakar dari jerami.
Ikhlas tidak hanya menciptakan bahan bakar, tetapi ekosistem baru: pertanian → energi → pakan → pupuk.
Dari proses produksi Bobibos, dihasilkan juga produk turunan bernilai tinggi seperti pakan ternak (hingga 2.000 ton dari 500 hektar) dan pupuk. Ini bukan sekadar inovasi, tapi model ekonomi berkelanjutan.
Kenapa Ikhlas Melakukannya? Alasannya sederhana tapi dalam: Indonesia terlalu bergantung pada energi impor. Ia yakin bangsa ini bisa berdiri di atas kakinya sendiri lewat ilmu pengetahuan dan riset anak negeri.
Dengan Bobibos, ia ingin membuktikan bahwa jerami yang sering dianggap sampah ternyata bisa menyalakan masa depan energi Indonesia. (Red)