
SUARAMUDA.NET, JAKARTA — Banyak pelaku UMKM yang bersemangat menjual produk, tetapi sering kali produk tersebut tidak benar-benar menjawab kebutuhan konsumennya.
Untuk itu, Workshop Series 2025 #NaikKelasBareng kembali digelar di Aula BJB Depok dengan materi Market Research & Customer Insight Mining.
Acara yang dihadiri lebih dari 30 peserta ini menghadirkan Halimah Rachma, praktisi market research sekaligus alumni S1 dan S2 FEB UI, sebagai narasumber utamautama, dan berlangsung pada Sabtu (27/9/2025) akhir bulan lalu.
Belajar Menggali Kebutuhan Konsumen
Dalam pembukaannya, Halimah menegaskan bahwa market research adalah kunci untuk menemukan apa yang benar-benar dibutuhkan pelanggan.
“Banyak bisnis gagal bukan karena produknya buruk, tetapi karena produknya tidak relevan dengan kebutuhan konsumen,” jelasnya.
Workshop ini membagi materi menjadi tiga bagian utama:
1. Kupas Tuntas Google Trends
Peserta diperkenalkan pada Google Trends sebagai alat sederhana namun ampuh untuk memetakan tren.
Melalui platform ini, peserta belajar membedakan antara queries (kata kunci spesifik yang diketik pengguna) dan topics (kategori luas yang dimaksud).
Dengan bimbingan fasilitator, peserta langsung praktik menelusuri kata kunci yang relevan untuk bisnis mereka, melihat tren popularitas berdasarkan wilayah, hingga memetakan peluang dari pergeseran minat konsumen.
2. Bedah Google Form untuk Survei
Sesi berikutnya mengupas Google Form sebagai sarana mudah dan gratis untuk melakukan survei pelanggan.
Peserta diajarkan menyusun pertanyaan dari tahap awal hingga akhir, termasuk cara memanfaatkan ChatGPT untuk menyusun kuesioner yang tepat dan membantu membaca hasil survei.
Survei yang tepat bisa menjadi senjata bagi UMKM untuk memahami siapa konsumen mereka dan apa yang sebenarnya dibutuhkan.
3. Formulasi Focus Group Discussion (FGD)
Materi ketiga membahas FGD (Focus Group Discussion) sebagai metode untuk menggali informasi kualitatif dari pelanggan.
Peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan roleplay FGD yang dimoderatori fasilitator.
Salah satu studi kasus diambil dari usaha Confetti Sprei Kaos milik Erlin, peserta workshop. Hasil FGD menemukan beberapa insight penting: banyak audiens yang tidak familiar dengan istilah “sprei kaos”, dan sebagian menganggapnya murah atau kurang menarik.
Temuan ini menjadi masukan berharga untuk strategi branding dan pemasaran usahanya ke depan.
Aktivitas Pasca-Workshop
Workshop kali ini tidak berhenti di ruang kelas. Selama dua minggu ke depan, peserta ditantang untuk:
Aktivitas ini bersifat sukarela, namun ditujukan bagi peserta yang serius ingin tahu siapa sebenarnya target market mereka. Seperti ditekankan moderator, “jual apa yang market butuh, bukan sekadar apa yang bisa kita jual.”
Dengan data nyata yang diolah menjadi insight, peserta diharapkan bisa menjadikan kegiatan ini sebagai turning point agar bisnis tumbuh lebih cepat dan lebih tepat sasaran.
UMKM Naik Kelas Lewat Riset
Kegiatan ini membuktikan bahwa riset pasar dan customer insight bukan hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga bisa diterapkan oleh UMKM dengan alat-alat sederhana.
Dengan market research yang tepat, UMKM bisa mengurangi risiko salah produk, salah target, sekaligus memperkuat strategi bisnisnya.
Workshop Series 2025 #NaikKelasBareng diharapkan menjadi langkah nyata agar UMKM Depok lebih siap menghadapi tantangan, sekaligus memperkuat perannya sebagai penggerak utama ekonomi Indonesia. (Red)