
SUARAMUDA.NET, OMSK, RUSIA — Sebuah konfrensi internasional bertajuk “Siberia – Wilayah Dialog 2025: Islam di Siberia” resmi dibuka pada 2 Oktober di Kota Omsk, Rusia.
Acara yang menghadirkan perwakilan dari berbagai universitas, tokoh spiritual, serta delegasi resmi dari sejumlah negara di Asia dan Timur Tengah ini, turut menampilkan partisipasi aktif dari Indonesia.
Kehadiran Indonesia di forum strategis ini diwakili oleh Amy Maulana, Pakar Hubungan Indonesia-Rusia dari ANO Center for Mediastrategi, yang juga merupakan Ketua PCINU Rusia.
Dalam presentasinya, Amy menyoroti model efektif kemitraan strategis yang terjalin erat antara para teolog serta pemimpin spiritual dengan Pemerintah Indonesia.
Lebih lanjut, Amy memaparkan bahwa model kemitraan serupa juga mulai diterapkan oleh Pemerintah Rusia dengan para pemuka agama di negaranya.
Ia menyatakan keyakinannya bahwa model kemitraan strategis semacam inilah yang terbukti sangat efektif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa, tidak hanya terbatas pada isu-isu keagamaan, tetapi juga tantangan di bidang ekonomi dan politik kontemporer.
Konferensi ini dibuka dengan sambutan dari sejumlah tokoh kunci, antara lain Gubernur Omsk, Vitaly Khotsenko; Metropolitan Dionisiy; Mufti Badan Spiritual Muslim Rusia, Albir Krganov; serta Mufti Badan Spiritual Muslim Siberia, Zulkarnain Shakirizyanov.
Sebuah pesan sambutan dari Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri Gereja Orthodox Rusia, Metropolitan Volokolamsk Antonius, juga dibacakan oleh Pendeta Ilya Kashitsyn.
Dalam sambutannya, Gubernur Khotsenko menekankan bahwa keberagaman suku bangsa adalah kekuatan utama dan keunggulan kompetitif Rusia.
“Wilayah Omsk adalah wilayah yang multinasional dan multiagama. Lebih dari 130 suku bangsa hidup di sini dalam kedamaian dan keselarasan. Dan kami bangga akan hal itu!” tegasnya.
Ia juga menyoroti peran aktif komunitas agama dan nasional di Omsk dalam berbagai aksi patriotik dan dukungan kepada para peserta Operasi Militer Khusus serta keluarga mereka.
Mufti Albir Krganov dalam pidatonya menekankan pentingnya memperkuat interaksi antarsuku bangsa dan antaragama, dengan menyebut Islam sebagai agama perdamaian yang bertujuan untuk menangkal xenofobia dan ekstremisme.
Sementara itu, Mufti Zulkarnain Shakirizyanov menyampaikan apresiasi kepada Presiden Vladimir Putin yang dianggapnya melindungi semua agama di Rusia dan berjuang mempertahankan negara dari tekanan negara-negara lain.
Partisipasi Indonesia bersama dengan negara-negara seperti Qatar, Palestina, Nigeria, Kyrgyzstan, Kazakhstan, dan Yaman dalam konferensi ini menegaskan posisinya sebagai mitra dialog yang signifikan, sekaligus mempresentasikan model tata kelola hubungan agama-negara yang harmonis dan konstruktif kepada komunitas internasional. (Red)