
SUARAMUDA.NET., NGANJUK – Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjadi saksi upaya pelestarian budaya lokal melalui kegiatan “Traveling Vintage” yang akan diselenggarakan pada tanggal 12-13 Juli 2025.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Anna Nur Nita, S. Hum, dengan mengajak para siswa SMA di Kabupaten Nganjuk untuk menyusuri jejak sejarah lewat kunjungan ke beberapa tempat bersejarah.
kegiatan ini menjadi ruang belajar luar kelas yang sarat makna sejarah dan nilai budaya, khususnya bagi generasi muda.
“Traveling Vintage” mendapatkan dukungan langsung dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2025.
Lingkar Yayasan Studi Sejarah dan Kebudayaan Murtasiyo dan Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon turut terlibat sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah, komunitas sejarah kebudayaan, dan lembaga pendidikan.
“Anak-anak muda perlu tahu bahwa tempat yang mereka pijak hari ini menyimpan jejak peradaban yang panjang. Melalui kegiatan Traveling Vintage, kami ingin membangkitkan rasa bangga dan tanggung jawab untuk menjaga warisan itu,” ungkap dari Anna Nur Nita selaku inisiator kegiatan.
Ungkapan tersebut merupakan bentuk upaya untuk menyampaikan pesan sang proklamator, Ir. Soekarno, yakni “Jas Merah” kepada generasi muda.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” menjadi landasan diselenggarakannya kegiatan Traveling Vintage.
Baginya, mengenal sejarah bukan hanya soal masa lalu, tapi juga tentang membentuk karakter dan identitas masa depan.
Tour Sejarah Nganjuk
Kegiatan yang akan berlangsung selama dua hari itu, mengajak peserta untuk mengenal lebih dekat kekayaan sejarah lokal yang selama ini mungkin belum mereka pahami secara mendalam.
Rute dimulai dengan mengunjungi Candi Ngetos. Di sana mereka akan mempelajari peninggalan Majapahit.
Selanjutnya di Candi Lor, para siswa akan dikenalkan benda-benda artefak peninggalan masa kerajaan Mataram Kuno.
Selain itu, para siswa juga akan dikenalkan peradaban Islam di Nganjuk, yakni dengan berkunjungan ke Masjid Al-Mubarok Berbek yang berdiri sejak 1745 M.
Untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan muda, mereka juga akan diajak untuk berkunjung ke Museum Dr. Soetomo, yakni pahlawan nasional yang berasal dari kabupaten Nganjuk.
Sementara di Museum Anjuk Ladang, para siswa akan melihat koleksi artefak dan dokumentasi sejarah yang mencerminkan identitas budaya Nganjuk dari masa ke masa.
Libatkan Ratusan Siswa SMA
Sebanyak 120 pelajar SMA di Kabupaten Nganjuk akan terlibat dalam kegiatan Traveling Vintage. Mereka berasal dari SMA 2 Nganjuk, SMA 3 Nganjuk, SMA 1 Ngronggot, SMAN 1 Tanjunganom dan SMA Islam Incen Baitul Izzah.
Setiap siswa akan mendapatkan benefit berupa perlengkapan alat tulis, id card peserta, konsumsi, dan sertifikat kegiatan sebagai peserta Traveling Vintage 2025.
Kegiatan ini berlangsung dengan dua gelombang. Yakni, gelombang pertama bertepatan pada hari Sabtu 12 Juli 2025 dengan 60 siswa. Sedangkan gelombang kedua pada hari Minggu 13 Juli 2025 dengan jumlah siswa yang sama.
Sementara, kegiatan ini akan dipandu langsung oleh mahasiswa sejarah dari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Dengan begitu, diharapkan setiap kelompok mendapatkan pengalaman belajar yang intensif dan mendalam.
Selain itu, para peserta juga akan mengikuti diskusi interaktif mengenai beberapa tempat-tempat bersejarah yang telah dikunjungi.
Mereka diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Dengan pendekatan yang interaktif dan edukatif, kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal munculnya generasi muda yang tidak hanya bangga terhadap sejarah dan budaya leluhurnya, tetapi juga tergerak untuk menjadi pelestari dan penerus nilai-nilai luhur tersebut.
Nganjuk bukan hanya nama sebuah kabupaten. Ia adalah cerita panjang yang ditulis oleh waktu dan dijaga oleh warganya. Melalui Traveling Vintage, cerita itu kembali dibacakan dan kali ini, oleh generasi muda yang siap meneruskan narasi. (Red)
Penulis: Miftakhul Khoiri Hamdan Habibi