
Oleh : Maria Antonia Wabrar*
SUARAMUDA, SEMARANG – Estrakurikuler terdiri dari dua kata yaitu” ekstra dan kurikuler yang digabungkan menjadi satu kata menjadi “estrakurikuler”.
Dalam bahasa Inggris disebut dengan “estracurricular“, yang memiliki arti di luar jam pelajaran.
Nah, kegiatan estrakurikuler di sekolah umumnya sangat beragam. Ada yang bersifat intelektual, relegius, kepemimpinan, kesenian, dan lain sebagainya.
Dan kehadiran kegiatan itu di sekolah diharapkan mampu membantu siswa untuk mengatur waktu antara pelajaran dan kegiatan di luar jam pelajaran.
Kita patut percaya, bahwa kegiatan estrakurikuler memiliki banyak sekali manfaat di dalamnya, salah satunya adalah dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah.
Proses pelaksanaan kegiatan estrakurikuler ini harus melibatkan semua pihak, baik kepala sekolah, guru, pembina yang mendidik, orang tua siswa itu sendiri.
Dan hal ini sangat penting untuk memperhatikan agar proses pelaksanaan program tersebut dapat terimplementasikan dengan baik. Sehingga, tujuan dalam meningkatkan minat dan bakat siswa tercapai dengan baik. (Dahliyana, 2017).
Dalam hal ini, minat dan bakat siswa dapat dipahami sebagai potensi bawaan yang dimiliki manusia. Sedangkan minat seseorang tercipta karena adanya ketertarikan kuat atas sesuatu.
Oleh karena itu, sebagai orang tua atau guru, perlu mengenali dan memahami bakat dan minat siswa untuk meningkatkannya. Bahwa setiap individu itu unik, dalam arti setiap siswa memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda.
Jenis Minat dan Bakat
Pelaksanaan meningkatkan minat dan bakat adalah cara sekolah menyediakan apa yang menjadi kesenangan siswa, dengan melatih siswa dan memancing minat dan bakat siswa supaya menjadi prestasi wadah yang dimiliki oleh siswa.
Jenis-jenis minat sendiri ada dua. Pertama, miinat vokasional adalah minat siswa terhadap bidang-bidang pekerjaan. Minat vokasional dibagi lagi menjadi minat profesional, komersial, dan kegiatan fisik.
Contoh: minat profesional adalah minat pada bidang keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
Kedua, minat avokasional. Adalah minat terhadap suatu hal yang dilakukan untuk memperoleh kepuasan atas dilakukan atas dasar hobi.
Seperti minat, bakat juga dibagi menjadi dua. Pertama, bakat umum, yaitu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh sebagaian besar orang yang secara alami atau secara umum dianggap sebagai kemampuan yang bermanfaat dalam berbagai konteks.
Contoh umum: kemampuan komunikasi, kreaktivitas, kemampuan analitis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
Kedua bakat khusus, yakni kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang atau displin tertentu. Contoh: bakat musikal, olahraga, akademik, seni, peran, dan lain sebagainya.
Langkah Tingkatkan Minat dan Bakat
Peran orangtua dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting. Minat dan bakat anak, tujuan dan harapan, waktu dan komitmen, biaya, keamanan dan lingkungan.
Mengingat peran ibu dan ayah sebagai orangtua sangat penting dalam proses perkembangan potensi anak, berikut beberapa cara meningkatkan bakat yang bisa diterapkan.
1. Observasi bakat anak
Mengenal lebih dalam bakat anak bukanlah hal yang mudah, tetapi ada beberapa tanda yang bisa membantu orang tua dalam mengidentifikasi potensi bakat anak.
Cara mengenal bakat anak yang pertama adalah memperhatikan minat dan hobi anak. Miisal aktivitas apa yang membuat mereka merasa senang dan nyaman melakukannya bahkan meraih pencapaian atau prestasi dari kegiatan yang disukainya itu.
2. Berikan kesempatan untuk eksplorasi
Setelah mengenali bakat anak, berikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi dan mengikuti berbagai aktivitas yang diminati, misalnya kesenian atau olahraga.
3. Berikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai
Untuk mengembangkan bakat anak, penting untuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan minat mereka, baik berupa kursus atau bimbingan dari pelatih berpengalaman untuk meningkatkan pengetahuan teknik dan keterampilan dari bidang yang diminatinya.
4. Berikan dukungan moral
Selain dukungan pendidikan, anak juga membutuhkan dukungan moral dari orang tua dalam mengembangkan bakat mereka.
Seorang ibu bisa selalu menyemangatinya dengan tetap gigih dan bersemangat dalam mengejar impian mereka. Jangan lupa berikan apresiasi atas usaha dan prestasi mereka, meskipun kecil, untuk meningkatkan rasa percaya diri.
5. Berikan kepercayaan pada anak
Ibu bisa memberikan anak kepercayaan dan kebebasan untuk memilih aktivitas apa yang ingin mereka tekuni, sambil tetap memberikan bimbingan yang diperlukan.
Ini akan membantu mereka merasa memiliki tanggung jawab dan kemandirian atas perkembangan bakat mereka.
6. Motivasi anak untuk meraih prestasi
Ibu juga bisa mendorong anak untuk menetapkan tujuan atau prestasi spesifik ingin dicapai dari bakat yang mereka miliki.
Misal, jadi salah satu juara bulutangkis di sekolah. Ini dapat membantu mereka tetap fokus dan termotivasi untuk terus berkembang.
7. Tanamkan kemauan untuk melewati proses
Ibu perlu memberi pengertian bahwa semua tidak ada yang instan dan pentingnya menjalani proses, konsisten, juga disiplin dalam latihan dan belajar. Ini akan membantu anak untuk lebih sabar dan konsisten. (Red)
*) Maria Antonia Wabrar, mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan, Universitas Cenderawasih
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah. Isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi pandangan redaksi