BRT Trans Semarang Dinilai Bobrok & Langganan Kecelakaan, Wali Kota Ngamuk: “Saya Tidak Mau Tahu!”

(POV: Trans Semarang/Twitter)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Layanan BRT Trans Semarang kembali jadi sorotan publik. Bukan karena prestasi, tapi karena sederet insiden kecelakaan yang bikin masyarakat geram. Pemkot Semarang pun langsung turun tangan dan melakukan evaluasi besar-besaran.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, secara tegas mengatakan bahwa pihak operator sudah dipanggil dan diberi teguran keras. Armada BRT diminta segera menjalani pemeriksaan total dari ujung kaca hingga roda.

“Ada beberapa indikasi masalah. Pertama kelebihan muatan. Kedua, kondisi mesin sudah tidak prima. Ketiga, sumber daya manusianya. Tiga hal ini kita evaluasi,” tegasnya, Senin (1/12/2025).

Armada Kurang, Penumpang Membludak

Agustina mengakui bahwa kelebihan penumpang menjadi persoalan utama yang sulit dihindari. Tapi menambah armada bukan perkara gampang.

“Menambah bus itu butuh biaya operasional besar, dan subsidi kita sudah tinggi. Jadi ya kemampuan kita baru segini,” ungkapnya.

Ia juga mewanti-wanti pengemudi agar tidak memaksakan angkut penumpang melebihi kapasitas. Risiko kecelakaan makin besar, dan keselamatan warga taruhannya.

Uji Kelayakan Diperketat, Tak Mau Lagi “Surat Jalan Tanpa Bus”

Selain soal muatan, kondisi fisik bus yang diduga sudah tak layak menjadi perhatian serius. Pemkot menemukan bahwa tahun lalu uji kelayakan beberapa bus yang diperpanjang kontraknya tidak dilakukan secara maksimal.

“Saya panggil Kepala Dinas dan Sekretarisnya. Saya tidak mau tahu! Ini sudah berkali-kali dan membahayakan,” ujar Agustina dengan nada tegas.

Mulai Januari nanti, setiap bus yang ingin memperpanjang kontrak wajib lolos uji kelayakan nyata—bukan sekadar lolos di atas kertas.

“Saya mau lihat sendiri proses pengujiannya. Bukan suudzon, tapi jangan sampai bus-nya tidak datang, suratnya keluar. Keselamatan penumpang nomor satu.”

Kesempatan Terakhir untuk Operator

Pemkot memberi waktu hingga 1 Januari untuk perbaikan armada. Kalau bus gagal uji berkali-kali, solusinya hanya satu:

“Tidak lolos pertama, perbaiki. Tidak lolos kedua, perbaiki. Tidak lolos ketiga, ganti bus. Sudah itu saja.”

Apakah perombakan ini bisa mengembalikan kepercayaan publik pada BRT Trans Semarang? Warga jelas menunggu pembuktian, bukan janji. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like