SUARAMUDA.NET., JEPARA — Suhu perjuangan buruh di Jepara makin panas! Jelang penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2026, suara “Wong Jeporo” menggema di jalanan dan meja perundingan.
Kenapa? Karena angka UMK 2025 yang cuma Rp 2,6 juta ternyata JAUH banget di bawah kebutuhan hidup layak (KHL) yang menembus Rp 3,2 juta!
Selisih lebih dari Rp 600 ribu itu bukan cuma angka. Bagi para buruh, itu berarti uang belanja yang terpangkas, biaya sekolah anak yang terancam, dan dapur yang makin sulit ngebul.
“UMK Sekarang Nggak Cukup Buat Hidup, Bro!”
Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jepara, Yopi Priambudi, tegas banget soal ini.
Ia dan timnya turun langsung ke empat pasar utama — Mayong, Welahan, Kalinyamatan, dan Mlonggo — buat ngitung harga-harga kebutuhan pokok. Hasilnya? Bikin geleng kepala:
• UMK Jepara 2025 (resmi): Rp 2.610.224
• KHL Buruh Jepara 2025 (hasil survei): Rp 3.240.327
“Buruh sekarang hidupnya makin berat. Selisihnya aja udah lebih dari enam ratus ribu. Artinya, banyak yang kerja keras tapi masih belum bisa hidup layak,” kata Yopi, Sabtu (8/11/2025) akhir pekan lalu.
UMK 2025 Kalah dari KHL Tahun Lalu, Serius Nih?
Nggak cuma kalah dari angka tahun ini, ternyata UMK 2025 juga nggak sanggup ngejar KHL 2024.
Data FSPMI menunjukkan, KHL 2024 sebesar Rp 2.809.676, sedangkan UMK 2025 malah Rp 2.610.224 — alias lebih rendah!
“Bayangin, upah naik tapi daya beli justru turun. Ini udah nggak sehat buat pekerja dan ekonomi daerah,” tegas Yopi.
Kalau Terus Dibiarkan, Bisa Bahaya!
FSPMI mengingatkan, kebijakan upah di bawah KHL bisa memicu efek domino berbahaya, seperti:
Makanya, Yopi dan timnya mendesak Pemkab Jepara untuk berani bikin kebijakan pro-buruh.
“UMK 2026 harus didekatkan ke nilai KHL biar buruh punya penghidupan yang layak. Ini bukan soal angka, tapi soal martabat manusia,” tegasnya.
Babak Baru di Meja Tripartit: Panasnya Belum Usai!
Drama perjuangan upah ini belum selesai. Dalam waktu dekat, Dewan Pengupahan Tripartit Jepara bakal jadi arena debat seru antara buruh, pengusaha, dan pemerintah.
Dengan data KHL yang makin kuat, tuntutan buruh kini bukan sekadar teriakan — tapi fakta lapangan yang tak bisa dibantah.
Satu hal yang pasti: “Wong Jeporo ora bakal meneng wae!” Perjuangan mereka baru dimulai — dan 2026 bisa jadi tahun perubahan besar bagi para pekerja Jepara. (Red)
Sumber: Murianews
Editor: Tim Redaksi Suaramuda.net