
SUARAMUDA.NET, PATI — Rapat Pansus Hak Angket DPRD Pati, Kamis (2/10), berubah jadi sorotan besar. Bupati Pati, Sudewo, hadir langsung untuk menjawab sederet tudingan. Tapi, suasana di luar gedung malah makin panas—massa pro dan kontra sempat bentrok hingga adu jotos!
Untungnya, polisi dan TNI cepat turun tangan. “Alhamdulillah rapat lancar. Tapi saat Bupati keluar gedung, massa sempat saling tegang. Kita amankan biar nggak berlanjut,” jelas Kapolresta Pati, Jaka Wahyudi.
Pendukung vs Penolak
Sejak Agustus, massa Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) sudah ngeposko depan DPRD. Sementara itu, loyalis Sudewo juga nggak mau kalah unjuk kekuatan. Hasilnya? Suasana sempat chaos, tapi akhirnya bisa diredam aparat.
Sudewo sendiri nyantai menanggapi kehadiran simpatisannya. “Itu bentuk simpati. Jadi semangat buat saya tetap fokus kerja untuk rakyat Pati,” ujarnya.
Klarifikasi Panas: PBB dan RSUD
Isu paling hot adalah soal kenaikan PBB-P2 sampai 250 persen. Sudewo tegas bilang itu hoaks. Sekali lagi, Sudewo bilang: hoaks!
“Kenaikannya nggak segitu kok. Banyak yang di bawah 100 persen, dan 60 persen warga sudah lunas bayar. Jadi nggak memberatkan,” katanya.
Tapi Ketua Pansus, Teguh Bandang Waluyo, langsung nyanggah. Katanya, banyak pejabat daerah bahkan kades yang mengaku nggak pernah diajak diskusi soal aturan ini.
“Faktanya, Sekda pun nggak dilibatkan,” tegas Bandang.
Isu lain yang bikin panas adalah soal pemecatan 220 pegawai honorer RSUD Pati. Sudewo mengaku itu inisiatifnya sendiri.
“Rumah sakit kacau, pelayanan berantakan. Ada yang main HP, ada yang jutek sama pasien. Makanya saya rombak habis buat perbaikan,” bebernya blak-blakan.
Belajar dari Demo 13 Agustus
Sudewo juga menyinggung demo besar-besaran warga Pati pada 13 Agustus lalu. Ia mengaku jadikan itu pelajaran berharga.
“Semoga demo kayak gitu nggak kejadian lagi. Bukan berarti saya cuek sama rakyat, tapi semua harus dilihat menyeluruh,” katanya.
Masih Ada Misteri
Meski sudah panjang-lebar, rapat pansus belum bisa kasih kesimpulan final. Teguh bilang, masih ada pendalaman sebelum diputuskan apakah jawaban Sudewo memuaskan atau nggak.
Drama ini makin seru karena DPRD Pati juga sempat menghadirkan pakar hukum kondang, Bivitri Susanti dan Muhammad Junaidi, untuk memperkuat landasan hukum pansus.
Satu hal pasti: polemik di Pati masih jauh dari kata selesai. Stay tuned, bakal ada babak baru lagi! (Red)