
SUARAMUDA.NET, MOSKOW — Safina Lutfiah Zahro’, Kepala Indonesia BRICS+ International School sekaligus anggota BRICS+ Young Expert, tampil sebagai pembicara dalam Forum Pemuda Internasional Generation of Unity yang digelar di Moskow pada 19–21 September 2025.
Acara ini merupakan bagian dari World Public Assembly perdana yang bertepatan dengan Sidang Umum PBB ke-80 dan Hari Perdamaian Internasional.
Dalam sesi strategis bertajuk The Future of Diplomacy: The Role of Young Leaders and Social Responsibility, mahasiswi S2 MGIMO University itu menegaskan pentingnya peran pemuda dalam membangun diplomasi global. Menurutnya, forum ini menjadi jembatan alternatif di tengah kebuntuan diplomasi formal.
“Kita hidup di momen bersejarah. Dunia multipolar sedang terbentuk, dan Indonesia bukanlah pemain baru dalam kepemimpinan global,” ujar Safina, yang juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama penerima penghargaan dari parlemen Rusia atas kontribusinya dalam integrasi pemuda BRICS.
Ia menekankan, diplomasi tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga harus dihidupi pemuda melalui people-to-people diplomacy. Bentuknya bisa beragam, mulai dari kolaborasi akademik, jaringan mahasiswa internasional, forum lintas budaya, hingga kerja sama ekonomi skala kecil lintas negara.
“Diplomasi paling penting saat ini adalah diplomasi akar rumput,” tambahnya.
Forum yang diikuti lebih dari 4.000 peserta dari 100 negara ini menghasilkan resolusi yang akan dibawa ke sidang pleno World Public Assembly. Tujuannya, membangun kemitraan internasional baru berbasis kesadaran kolektif, tanggung jawab bersama, serta penghormatan pada nilai budaya setiap bangsa.
Selain Safina, delegasi Indonesia juga diwakili oleh Athari Farhani (Juris Polis Institute), Rifki Kusuma Wardana (PPI Dunia), dan Teguh Imanullah (Badan Perwakilan KNPI di Rusia).
Kehadiran mereka merupakan bagian dari diplomasi pemuda Indonesia yang digagas KNPI bersama penyelenggara forum. (Red)