Dari Pamer Kemewahan ke Tumbangnya Kekuasaan: Cerita Gen Z Nepal

Aksi protes dan demonstrasi di luar negeri, baru-baru ini. (Sumber gambar: CNBC Indonesia)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Siapa sangka, politik Nepal memasuki babak baru hanya gara-gara … flexing pejabat. Di tengah kondisi rakyat yang banyak hidup pas-pasan, pejabat negeri itu malah sibuk pamer gaya hidup mewah. Mobil mahal, pesta glamor, hingga foto liburan ke luar negeri tersebar di media sosial.

Kesenjangan inilah yang akhirnya memicu amarah publik. Rakyat kecil yang struggling menghadapi pengangguran dan harga kebutuhan pokok melambung merasa diabaikan.

Ledakan protes pun tak bisa dihindari. Ribuan orang turun ke jalan, bukan hanya menuntut keadilan ekonomi, tapi juga perubahan sistem yang sudah dianggap bobrok.

Gelombang aksi itu kemudian mengarah ke penggulingan pemerintahan KP Sharma Oli. Para pejabat lama dianggap gagal membawa kesejahteraan, malah tenggelam dalam skandal korupsi.

Generasi Z, yang sejak lama resah dengan kondisi ini, tampil ke depan memimpin perlawanan.

Uniknya, mereka tidak hanya bergerak lewat aksi massa. Anak muda Nepal menggunakan teknologi sebagai senjata politik baru.

Melalui Discord, mereka menggelar polling daring dan secara simbolis memilih Sushila Karki—mantan Ketua Mahkamah Agung berusia 73 tahun—sebagai perdana menteri sementara.

Karki kini tercatat sebagai perempuan pertama yang memimpin Nepal. Hingga pemilu resmi pada Maret 2026, ia dipercaya untuk mengisi kekosongan kepemimpinan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa politik Nepal lahir dari rasa muak rakyat terhadap kesenjangan sosial.

Dari flexing yang menyulut api, kini lahir harapan baru: demokrasi yang lebih transparan, dipandu oleh anak muda yang berani berkata, “cukup sudah.” (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like