Dari Bandung ke DeepMind: Ilmuwan AI Asal Indonesia yang Bikin Bangga

Ilmuwan AI Asal Indonesia, Adhiguna Kuncoro. (Foto: Endang Nurdin/ bbc.com)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Bayangin, dari kamar kos di Bandung, seorang mahasiswa nulis skripsi soal kecerdasan buatan (AI) yang waktu itu masih terasa kayak fiksi ilmiah. Sepuluh tahun kemudian, dia jadi otak di balik riset AI paling canggih di dunia.

Namanya Adhiguna Kuncoro. Dulu anak ITB, sekarang jadi peneliti di DeepMind, divisi riset AI milik Google di London.

Sejak 2017, dia satu-satunya orang Indonesia di sana, ikut ngebangun teknologi Natural Language Processing (NLP)—otak di balik chatbot kayak Gemini dan ChatGPT.

Tapi buat Adhi, AI bukan cuma soal kecanggihan. Dia punya misi: bikin teknologi ini bermanfaat nyata buat Indonesia. Dari bantu guru ngajar murid di pelosok, sampai bikin tenaga medis punya akses informasi lebih akurat.

Ilmuwan AI Asal Indonesia, Adhiguna Kuncoro. (Foto: Endang Nurdin/ bbc.com)

Jalan Berliku ke Oxford & DeepMind

Perjalanan Adhi nggak instan. Setelah lulus ITB, dia lanjut ke Oxford, sempat gagal di beberapa mata kuliah, bahkan merasa minder sama teman-temannya. Tapi justru itu yang bikin dia makin semangat.

Dia lalu melanjutkan studi ke Carnegie Mellon University (CMU)—kampus top dunia untuk AI—dan akhirnya balik ke Oxford lagi untuk doktoral. Di situlah, jalannya ketemu DeepMind terbuka.

Direktur riset DeepMind, Marc’Aurelio Ranzato, bilang Adhi dipilih karena pengetahuannya dalam dan kreatif, terutama di bidang NLP—fondasi dari AI modern.

Misi untuk Indonesia

Adhi sadar, tantangan AI bukan cuma soal teknologi, tapi juga soal akses. Bahasa Indonesia misalnya, datanya jauh lebih sedikit dibanding bahasa Inggris. Makanya, dia mendorong kolaborasi biar AI bisa merata dan nggak cuma jadi mainan perusahaan besar.

Ilmuwan AI Asal Indonesia, Adhiguna Kuncoro. (Foto: Endang Nurdin/ bbc.com)

Contohnya, Adhi pernah bikin AI Summer School di Jakarta (2019) dengan sponsor Google Rp500 juta. Dia juga ikut bikin dataset bahasa Indonesia yang sekarang open source, supaya peneliti lokal bisa ikutan membangun AI.

Harapan untuk Anak Muda

Buat Adhi, AI bisa jadi “guru privat” buat anak-anak di pelosok. Kalau ada murid yang jago perkalian tapi lemah di pembagian, AI bisa bantu latihan sesuai kebutuhan.

“Orang kaya mungkin bisa bayar les, tapi AI bikin akses pendidikan lebih adil,” katanya.

Dan satu hal yang dia tekankan: Indonesia butuh lebih banyak anak muda berani terjun ke dunia AI global. Karena dari diaspora seperti dirinya, jalan kolaborasi bakal lebih terbuka. (Red)

Dikutip dari hasil reportase oleh wartawan di London, Endang Nurdin/ sumber: bbc.com

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like