
SUARAMUDA.NET., SEMARANG – Drama politik di Pati makin memanas. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sugiono, akhirnya buka suara soal tuntutan warga yang pengin Bupati Pati, Sudewo — yang notabene kader partainya — nggak makin bikin hidup rakyat tambah berat.
Pesannya jelas: “Jangan nambah beban rakyat, dengerin aspirasi sebelum bikin kebijakan.” Itu titipan langsung dari Sugiono yang katanya udah disampaikan ke Sudewo.
Lebih dalem lagi, Sugiono ngingetin pesan bos besar Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Katanya, semua kepala daerah dari Gerindra harus mikirin suara rakyat kecil sebelum ngegas bikin kebijakan. “Partai kita lahir dari perjuangan rakyat kecil, jangan lupa sama itu,” tegas Sugiono.
Soal demo di Pati yang sempat panas, Sugiono bilang partainya terus memantau dan bersyukur karena situasi mulai adem lagi. Tapi, sepertinya adem-ademan ini belum tentu bikin warga berhenti marah.
Kenapa Warga Pati Kesal?
Herman Suparman, Direktur Eksekutif KPPOD, bilang tuntutan warga Pati itu masuk akal banget. Semua bermula dari kebijakan penyesuaian NJOP yang bikin tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) naik gila-gilaan sampai 250%!
Bayangin aja, pajak naik segitu di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Nggak heran kalau rakyat ngamuk dan minta Sudewo mundur dari kursi bupati.
Herman juga nyentil sikap Sudewo yang dinilai nggak peka, bahkan terkesan arogan. “Harusnya, sebelum naikin pajak segede itu, dia duduk bareng rakyat, diskusi, cari solusi bareng. Bukan asal ketok palu,” ujarnya.
Intinya, drama pajak ini belum kelar. Warga Pati masih nunggu, apakah sang bupati bakal turun tangan meredam badai, atau justru tambah bensin ke api yang udah nyala. (Red)