
Oleh: Tisya Adelia *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Dikenal sebagai penghasil timah utama di Indonesia, Bangka memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Namun, pengelolaan ekonomi daerah tidak cukup hanya bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam, melainkan juga memerlukan pendekatan manajerial yang efektif.
Oleh karena itu, kajian mengenai ekonomi dan manajemen dalam ruang lingkup Bangka menjadi penting untuk memahami bagaimana potensi lokal dapat dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan.
Potensi Ekonomi Daerah Bangka
Potensi utama ekonomi Bangka terletak pada sektor pertambangan, khususnya timah. Tambang timah telah menjadi penggerak utama ekonomi sejak zaman kolonial.
Namun demikian, Bangka juga memiliki potensi di sektor lain seperti perikanan, pertanian (khususnya perkebunan lada dan kelapa sawit), serta pariwisata.
Pantai-pantai eksotis, bebatuan granit raksasa, dan kekayaan budaya lokal menjadikan Bangka sebagai destinasi yang semakin diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain sektor-sektor utama tersebut, peluang ekonomi juga hadir dalam pengembangan UMKM lokal, industri pengolahan hasil laut, dan ekonomi digital.
Dengan pengelolaan yang tepat, sektor-sektor ini berpotensi menjadi pilar ekonomi baru yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap tambang timah.
Permasalahan dan Tantangan Manajerial
Meskipun potensi ekonominya besar, Bangka menghadapi sejumlah tantangan dalam aspek manajemen pembangunan.
Ketergantungan yang tinggi terhadap sektor pertambangan telah menimbulkan masalah lingkungan seperti kerusakan lahan, pencemaran air, dan hilangnya habitat alami.
Selain itu, kelemahan dalam manajemen sumber daya manusia juga menjadi kendala dalam mendorong daya saing daerah.
Dari sisi kelembagaan, koordinasi antar instansi pemerintah serta kemitraan dengan sektor swasta sering kali belum berjalan optimal.
Banyak program pembangunan yang tidak berkelanjutan karena kurangnya perencanaan strategis jangka panjang.
Selain itu, kurangnya akses terhadap pendidikan tinggi, pelatihan keterampilan, serta minimnya inovasi dalam manajemen usaha turut menghambat pengembangan ekonomi lokal.
Strategi Pengembangan Ekonomi dan Manajemen
Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan pendekatan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan manajemen berbasis good governance.
Pemerintah daerah perlu menyusun kebijakan yang mendukung diversifikasi ekonomi, mendorong investasi di sektor-sektor non-tambang, serta memperkuat UMKM dan koperasi lokal.
Di bidang manajemen, penerapan prinsip-prinsip manajemen strategis, efisiensi birokrasi, dan tata kelola yang transparan menjadi sangat penting.
Pendidikan dan pelatihan vokasional juga harus diperluas untuk mencetak tenaga kerja yang kompeten dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Kolaborasi antara perguruan tinggi, sektor swasta, dan masyarakat sipil dapat menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif.
Kesimpulan
Ekonomi dan manajemen merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan dalam pembangunan daerah, termasuk di Bangka.
Dengan memanfaatkan potensi lokal secara bijak dan menerapkan prinsip manajemen modern, Bangka memiliki peluang besar untuk bertransformasi menjadi daerah yang tidak hanya kaya secara sumber daya alam, tetapi juga tangguh secara ekonomi dan sosial.
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan sinergi antara potensi lokal, kebijakan publik, dan kapasitas manajerial yang handal. (Red)
*) Tisya Adelia, Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bangka Belitung
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi tanggung jawab redaksi