
Oleh: Siti Syarah Anjani *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Bangka Belitung memegang peranan krusial dalam mendukung perekonomian daerah.
Meski demikian, sebagian besar pelaku UMKM masih menghadapi kendala serius, khususnya dalam aspek pengelolaan keuangan dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital.
Kesulitan utama yang dialami pelaku UMKM di Bangka Belitung adalah belum mampu menyusun laporan keuangan secara rapi dan transparan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan akan pentingnya pencatatan akuntansi serta keterbatasan dalam hal sumber daya.
Akibatnya, banyak usaha yang tidak memiliki laporan keuangan yang layak, sehingga menyulitkan mereka dalam mengakses sumber pembiayaan dan mengembangkan bisnis.
Langkah Peningkatan Kapasitas Keuangan UMKM
Sebagai bentuk solusi, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menggandeng IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik (SAS) Bangka Belitung untuk menyelenggarakan pelatihan pengelolaan keuangan berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM).
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali pelaku UMKM dengan kemampuan menyusun laporan keuangan sesuai standar nasional, meningkatkan keterbukaan informasi keuangan, serta memudahkan mereka mendapatkan akses pendanaan.
Selain itu, pelatihan ini juga membahas prosedur dan regulasi ekspor agar pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan pasar hingga ke luar negeri.
Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pemasaran
Pemasaran produk juga menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM di era digital. Masih banyak yang mengandalkan cara konvensional, seperti menjual langsung di pasar lokal.
Untuk itu, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengadakan pelatihan terkait digitalisasi produk, salah satunya melalui program “Peningkatan Digitalisasi Produk UKM” di Hotel Santika Bangka.
Dalam kegiatan ini, 30 pelaku UMKM dilatih untuk mengoptimalkan penggunaan platform digital guna memasarkan produk mereka secara lebih luas, efisien, dan produktif.
Sinergi antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan turut memberikan dampak positif dalam peningkatan kapasitas UMKM.
Contoh nyata terlihat pada pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemkab Bangka Tengah bersama IAIN SAS Bangka Belitung, yang dirancang untuk memberikan materi yang aplikatif dan sesuai kebutuhan pelaku usaha.
Di samping itu, pelatihan ekspor juga disoroti agar UMKM mampu menghasilkan produk yang memenuhi standar internasional, memperluas pasar, serta meningkatkan citra positif produk lokal Bangka Belitung di mata global.
Agar UMKM di Bangka Belitung dapat tumbuh secara berkelanjutan dan berdaya saing di era digital, dibutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah, akademisi, dan para pelaku usaha.
Penguatan pemahaman dalam bidang akuntansi serta pemanfaatan teknologi digital menjadi faktor kunci dalam menjawab tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. (Red)
*) Siti Syarah Anjani, mahasiswa Akuntansi, Universitas Bangka Belitung
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi tanggung jawab redaksi