
SUARAMUDA, SUKOHARJO – Lakpesdam NU Kabupaten Sukoharjo sukses menyelenggarakan kegiatan “Team Building dan Penggalian Gagasan” bertempat di Aula Balai Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (28/9/2024).
Sedikitnya ada 50 peserta yang hadir dalam kegiatan yang didedikasi sebagai upaya memperkuat kolaborasi dan menciptakan ide-ide inovatif untuk pembangunan desa lewat Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) itu.
Mereka terdiri dari unsur pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh pemuda, tokoh perempuan, penyandang disabilitas, tokoh agama, PKK, serta kelompok rentan.
Usai registrasi, Ketua PC Lakpesdam NU Sukoharjo Muhamad Zainuddin berkesempatan memberikan sambutan pada acara yang bertujuan untuk membangun kerjasama yang lebih kuat di antara elemen-elemen masyarakat desa.
Oleh karenanya, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara semua elemen masyarakat desa untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam memperhatikan kebutuhan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan.
“Kegiatan ini adalah langkah awal yang penting untuk menyatukan visi dan menggali potensi ide-ide dari semua pihak. Harapannya, Desa Puhgogor bisa menjadi model pembangunan inklusif di Sukoharjo,” ungkap Zainuddin.
Kepala Desa Puhgogor, Suharno, yang juga memberikan sambutan, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan pemerintah desa akan selalu terbuka dan siap bekerja sama dalam menjalankan gagasan-gagasan yang muncul dari kegiatan ini.
“Semua ide yang disampaikan dari acara ini akan kami tindaklanjuti dengan serius dalam musyawarah desa,” ujar Suharno.
Pembangunan Inklusif dan Partisipatif
Ketua Yayasan Sosial dan Pendidikan Darussalam Mojolaban, Nurul Hidayah, pada kesempatan itu menyinggung tentang inklusi dan akuntabilitas sosial. Ia menjelaskan esensi memastikan semua kelompok di desa, terutama kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan, mendapatkan akses yang adil dalam proses pembangunan desa.
Nurul juga menyoroti tantangan yang sering dihadapi desa dalam membangun infrastruktur yang ramah disabilitas dan bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Tak hanya penyampaian materi, sesi ini juga diikuti dengan diskusi interaktif mengenai perencanaan pembangunan desa, di mana peserta saling berbagi pandangan tentang bagaimana membangun desa yang inklusif, dari aspek sosial hingga ekonomi.
Sementara, Koordinator Program P3PD Lakpesdam NU Sukoharjo, Raha Bistara, bertugas memandu acara. Dia mengajak para peserta berkolaborasi melalui berbagai permainan interaktif yang dirancang untuk memperkuat kerja sama tim. Tujuannya adalah membangun kesadaran akan pentingnya kerja kolektif dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan bersama.
Selanjutnya, sesi penggalian gagasan menjadi ajang bagi peserta untuk menyampaikan ide-ide segar terkait pembangunan desa yang inklusif. Beberapa gagasan menarik yang muncul termasuk pengembangan pusat pelatihan keterampilan bagi kelompok disabilitas dan perempuan, serta rencana untuk meningkatkan aksesibilitas fasilitas umum di desa agar lebih ramah bagi semua lapisan masyarakat.
Sebelum foto bersama, kegiatan post-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta setelah mengikuti rangkaian kegiatan menandai berakhirnya acara ini. Di sisi lain, panitia bersama narasumber menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang mencakup aksi-aksi nyata yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
RTL ini antara lain meliputi penyusunan proposal pembangunan infrastruktur ramah disabilitas, pelatihan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan ekonomi warga, serta peningkatan partisipasi kelompok rentan dalam musyawarah desa.
Adanya kegiatan ini, diharapkan pengurus Sekolah Lapang Desa Puhgogor dapat menjadi penggerak utama dalam perubahan dan pengembangan desa ke arah yang lebih baik, tidak hanya bagi kelompok mayoritas, tetapi juga bagi kelompok rentan dan termarjinalkan. (Red)