
SUARAMUDA.NET, SURAKARTA — Sebanyak 70 pemuda dari berbagai latar belakang di kawasan Solo Raya mengikuti Mini Bootcamp Sobat Perdamaian yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Lintas Kultural (LKLK) bekerja sama dengan Indika Foundation, Sabtu-Minggu (tanggal pelaksanaan).
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam rangkaian program Impact Collaboration 2025, yang bertujuan melahirkan agen perdamaian muda di tingkat lokal.
Bootcamp ini menghadirkan metode pembelajaran partisipatif yang menggabungkan sesi diskusi, refleksi kelompok, hingga praktik penulisan esai bertema perdamaian.
Para peserta yang berusia 15–25 tahun berasal dari komunitas pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan, hingga perwakilan kelompok aktivis rumah ibadah.
Mereka dipandu oleh Safina Maulany, Direktur Program Gerak Dampak Academy LKLK, dan Nanda Mahindra Aji, Program Officer LKLK, bersama fasilitator lain yang telah mendapatkan pelatihan khusus dari Indika Foundation dengan modul Sustainable Peace Curriculum.
Ketua LKLK, Sofwan Faizal Sifyan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang penting bagi anak muda Solo Raya untuk berlatih berpikir kritis dan terbuka terhadap keberagaman.
“Kami percaya, perdamaian harus dimulai dari ruang-ruang kecil yang membangun kesadaran bersama. Melalui bootcamp ini, anak muda tidak hanya diajak belajar, tetapi juga menyiapkan diri menjadi pelaku perubahan nyata di lingkungannya,” ungkapnya.
Selama dua hari pelaksanaan, peserta diajak mengikuti Pre Test untuk mengukur pemahaman awal, Post Test untuk melihat peningkatan pengetahuan, serta menghasilkan esai Sobat Perdamaian sebagai wujud refleksi personal.
Dari total 70 peserta, 67 orang mengisi Post Test, menunjukkan konsistensi keikutsertaan yang tinggi. Selain itu, seluruh peserta berhasil menulis esai yang memuat gagasan praktis tentang bagaimana perdamaian bisa dihidupkan di lingkungan sekitar mereka.
Menurut Safina Maulany, kegiatan ini membuktikan bahwa anak muda Solo Raya memiliki energi dan semangat yang luar biasa untuk menjadi agen perubahan.
“Antusiasme peserta luar biasa. Mereka bukan hanya hadir, tetapi juga aktif berdiskusi, saling mendengarkan, bahkan mengkritisi isu-isu perdamaian di sekitar mereka. Ini membuktikan bahwa anak muda di Solo Raya memiliki potensi besar menjadi changemaker,” ujarnya.
Sementara itu, Nanda Mahindra Aji menambahkan bahwa hasil bootcamp ini juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman konsep perdamaian, toleransi beragama, kesetaraan akses, serta hak berekspresi.
“Kami melihat anak muda bukan hanya memahami teori, tetapi sudah mulai mengaitkan konsep perdamaian dengan realitas sosial yang mereka hadapi sehari-hari. Ini bekal penting sebelum mereka masuk ke tahap Intensive Course,” katanya.
Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata kolaborasi multipihak dalam membangun ekosistem perdamaian berkelanjutan. Selain dukungan dari Indika Foundation, kegiatan turut melibatkan komunitas lokal yang peduli pada isu toleransi dan inklusi sosial.
Ke depan, para peserta Mini Bootcamp akan terus didampingi dalam perjalanan mereka sebagai Sobat Perdamaian. Setelah Intensive Course, mereka akan merancang dan mengimplementasikan Rencana Aksi Orang Muda di komunitas masing-masing.
Aksi ini diharapkan mampu memberikan dampak langsung, seperti penguatan literasi toleransi, peningkatan kesadaran kesetaraan gender, hingga advokasi untuk ruang aman bagi anak muda.
Dengan semangat “Dari Pemuda untuk Perdamaian”, program ini diharapkan dapat melahirkan kader-kader muda yang tidak hanya paham konsep, tetapi juga berani mempraktikkan nilai-nilai perdamaian di tengah kehidupan masyarakat.
Solo Raya pun diproyeksikan menjadi salah satu daerah percontohan di Jawa Tengah dalam gerakan perdamaian yang dipimpin generasi muda. (Red)