
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Yogyakarta memang selalu punya daya tarik tersendiri. Selain wisata alam dan kulinernya, budaya di kota ini juga kaya banget.
Salah satunya adalah prosesi Jejak Banon Sultan Hamengkubuwono X, sebuah tradisi unik yang hanya digelar setiap delapan tahun sekali alias sewindu.
Nggak heran kalau momen langka ini selalu ditunggu-tunggu masyarakat dan wisatawan.
Apa itu Jejak Banon Sultan HB X?
“Banon” merujuk pada jejak spiritual dan perjalanan kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono X.
Prosesi ini punya filosofi mendalam: menjaga keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Jadi, bukan sekadar seremoni budaya, tapi juga pengingat pentingnya harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana prosesi ini berlangsung?
Prosesi Jejak Banon biasanya melibatkan iring-iringan kerajaan lengkap dengan abdi dalem, gamelan, serta berbagai simbol tradisi Jawa.
Setiap detail, mulai dari sesaji, arah perjalanan, hingga doa yang dipanjatkan, punya makna filosofis. Semuanya dirangkai untuk menunjukkan betapa berharganya kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
Magnet budaya dan pariwisata Yogyakarta
Karena hanya muncul sewindu sekali, wajar banget kalau masyarakat Jogja sampai wisatawan dari luar kota rela datang khusus buat menyaksikan.
Selain menikmati prosesi, pengunjung juga bisa merasakan atmosfer spiritual yang kuat. Bahkan banyak anak muda yang ikut mendokumentasikan prosesi ini lewat foto, video, sampai konten kreatif di media sosial.
Tradisi ini sekaligus membuktikan kalau budaya Jawa masih relevan di era modern. Meski kental nuansa sakral, Jejak Banon tetap jadi ruang kebersamaan yang hangat, di mana semua orang bisa ikut merayakan.
Catat baik-baik! Kalau ada kabar digelarnya Jejak Banon Sultan HB X, jangan sampai kelewatan. Ingat, event budaya Jogja ini cuma ada sekali dalam delapan tahun. Langka banget kan? (Red)