Kerja Bareng Gen Z? Jangan Sampai Jadi Toxic Co-Worker!

Ilustrasi fenomena Toxic/ sumber: pinterest

SUARAMUDA.NET, SEMARANG— Di dunia kerja modern, kehadiran Gen Z sering dianggap membawa angin segar: kreatif, tech-savvy, dan penuh ide. Tapi, nggak bisa dipungkiri juga, ada sisi lain yang bikin generasi ini kerap dicap “toxic” sama rekan kerja lintas generasi.

Dari gaya komunikasi yang terlalu blak-blakan, kebiasaan oversharing, sampai gampang nge-ghosting kerjaan, semua bisa bikin suasana kantor panas.

Pertanyaannya: buat para gen-z, gimana caranya biar nggak jadi toxic co-worker yang bikin orang males kerja bareng? Ini tips penting buat para gen-z!

1. Sadari Kalau Bukan Semua Orang Sefrekuensi
Gen Z sering pengen semuanya cepat, instan, dan terbuka. Padahal, nggak semua rekan kerja nyaman dengan gaya komunikasi yang terlalu frontal. Belajar baca situasi itu penting banget biar kamu nggak terkesan nyolot.

2. Jangan Jadi “Komplain Machine”
Anak Gen Z biasanya vocal soal pendapat. Itu bagus, tapi kalau kebanyakan ngeluh tanpa solusi, lama-lama bisa bikin kamu dicap toxic. Coba seimbangkan dengan sikap proaktif: kasih masukan plus alternatif solusi.

3. Kurangi Drama, Tingkatkan Profesionalisme
Gosip kantor, sindiran di grup chat, atau update masalah pribadi nonstop di meja kerja—itu semua bisa bikin toxic vibes makin kuat. Simpan drama buat circle pribadi, bukan di ruang kerja.

4. Hargai Perbedaan Generasi
Nggak semua orang ngerti bahasa singkatan, meme, atau candaan khas Gen Z. Kalau maksa terus dengan gaya komunikasi sendiri, itu bisa jadi toxic. Belajar adaptasi sama rekan kerja lintas generasi bikin kamu lebih dihargai.

5. Jaga Konsistensi & Tanggung Jawab
Salah satu kritik terbesar ke Gen Z adalah soal konsistensi. Sering semangat di awal, tapi gampang bosen dan lepas tangan di tengah jalan.

Padahal, di dunia kerja, tanggung jawab itu harga mati. Jangan sampai vibes “mudah bosan” bikin kamu kelihatan nggak bisa diandalkan.

6. Self-Reflection is The Key
Kalau sering merasa orang lain menjauh atau nggak nyaman, bisa jadi ada perilaku toxic dari diri sendiri yang nggak disadari.

Coba refleksi: apakah kamu sering dominan? Suka ngegas? Atau malah nggak peka? Self-awareness ini penting buat berkembang.

Intinya, Gen Z bisa banget jadi motor perubahan positif di kantor. Tapi kalau terjebak sikap toxic, justru bisa menghambat karier.

Jadi, yuk break the cycle: kurangi drama, lebih profesional, dan terus belajar adaptasi. Karena dunia kerja butuh energi segar Gen Z—bukan racun yang bikin suasana makin keruh. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like