
SUARAMUDA.NET., SEMARANG – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengalami keracunan makanan dan diminta untuk istirahat beberapa hari.
Kantor Perdana Menteri Israel menyampaikan kondisi Netanyahu dalam rilis resmi pada Minggu (20/7/2025). Ia dilaporkan jatuh sakit di malam sebelumnya.
Setelah diperiksa dokter, PM Israel itu mengalami dehidrasi dan radang usus sehingga harus menerima cairan infus.
“Sesuai dengan instruksi dokternya, Perdana Menteri akan beristirahat di rumah selama tiga hari ke depan dan akan mengelola urusan negara dari sana,” demikian pernyataan kantor PM Israel, dikutip Reuters.
Kesehatan Netanyahu menjadi sorotan dan perbincangan sejak 2023, terutama setelah dia melancarkan agresi ke Palestina.
Presiden Trump Juga Sakit?
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump didiagnosis mengalami insufisiensi vena kronis, sebuah kondisi umum pada lansia yang menyebabkan pembengkakan di bagian kaki.
Hal ini disampaikan Gedung Putih usai muncul spekulasi publik terkait perubahan fisik Trump, termasuk memar pada tangan dan pembengkakan di pergelangan kaki pada Kamis (17/7/2025).
“Dalam beberapa minggu terakhir, Presiden Trump merasakan sedikit pembengkakan di kaki bagian bawahnya,” ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, seperti dikuti AFP.
Pemeriksaan ultrasonografi oleh tim medis presiden mengonfirmasi adanya insufisiensi vena kronis, kondisi di mana pembuluh darah vena kaki tidak lagi berfungsi optimal untuk mengalirkan darah ke jantung.
Leavitt menekankan bahwa kondisi tersebut bersifat jinak dan umum terjadi pada usia lanjut. “Yang penting, tidak ada tanda-tanda trombosis vena dalam, penyakit arteri, atau gangguan organ vital lainnya,” tambahnya.
Trump, yang kini berusia 79 tahun dan menjadi presiden tertua dalam sejarah AS saat menjabat Januari lalu, disebut tetap dalam kondisi sangat baik.
“Struktur dan fungsi jantungnya normal, tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik,” jelas Leavitt.
Memar di tangan kanan Trump juga menjadi sorotan publik dalam beberapa pekan terakhir. Gedung Putih menjelaskan bahwa kondisi itu disebabkan oleh iritasi jaringan akibat sering berjabat tangan, diperparah dengan konsumsi aspirin sebagai bagian dari terapi kardiovaskular.
Dari kedua cuplikan berita di atas, pemimpin Amerika Serikat Donald Trump dan juga pemimpin zionis Benjamin Netanyahu mengalami sakit yang hampir berbarengan.
Di sisi lain, mereka nampak sibuk mengobarkan agresi dan peperangan baik di Iran, Gaza hingga Suriah. Lantas, pertanda apakah itu? (Red)