Tindak Tegas Mafia Timah, Momentum Perbaikan Tata Kelola Tambang

Srikandi Ritiarini, mahasiswa Akuntansi, Universitas Bangka Belitung

Oleh: Srikandi Ritiarini *)

SUARAMUDA, SEMARANG — Keberhasilan Polda Bangka Belitung dalam menggagalkan penyeludupan 19 ton timah patut diapresiasi.

Pasalnya, langkah itu merupakan sebuah capaian dalam upaya melindungi kekayaan alam yang dimiliki daerah ini.

Di Bangka Belitung, timah telah lama menjadi salah satu komoditas andalan yang menompang perekonomian lokal.

Sayangnya dibalik potensi besar itu, penambangan illegal dan penyelundupan masih kerap terjadi—yang pada akhirnya membawa dampak negatif bagi lingkungan, perekonomian dan tatanan sosial masyarakat.

Penyeludupan pasir timah bukan sekedar persoalan hukum dan kehilangan potensi pendapatan negara, tetapi membawa konsekuensi serius terhadap kelestarian lingkungan.

Aktivitas tambang illegal sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan segala aspek konservasi, sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem,pencemaran air dan tanah serta hilangnya habitat fauna dan flora lokal.

Jika hal itu tidak terkendali, maka kerugian ekologis bisa lebih besar daripada kerugian finasial yang tampak dipermukaan.

Solusi Komperehensif

Aksi tegas aparat menunujukkan komitmen memberantas mafia tambang sekaligus memberi efek jera.

Namun, penindakan saja tidak cukup. Pemerintah harus memperkuat pengawasan, memperbaiki tata kelola tambang dan menyediakan alternatif ekonomi bagi masyarakat yang bergantung pada tambang illegal.

Program pemberdayaan ekonomi, pelatihan keterampilan hingga pengembangan sektor pariwista dan perikanan bisa menjadi solusi untuk mencipatkan lapangan kerja yang baru.

Sosialisasi pentingnya tambang yang ramah lingkungan juga perlu diperluas agar masyarakat memahami bahwa menjaga alam bukan semata tugas pemerintah tapi tanggung jawab bersama.

Harapannya Bangka Belitung tidak hanya terkenal sebagai daerah penghasilan timah, tetapi juga sebagai contoh keberhasilan dalam mengelola sumber daya alam yang bijak.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, aparat penegak hukum, pelaku usaha dan masyarakat, masa depan Bangka Belitung bisa terjaga baik sisi ekonomi maupun lingkungan.

Keberhasilan ini semoga menjadi titik awal perubahan besar yang membawa manfaat untuk generasi sekarang dan mendatang. (Red)

*) Srikandi Ritiarini, mahasiswa Akuntansi, Universitas Bangka Belitung
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi tanggung jawab redaksi

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like