Keramaian Ibadah Minggu Pertama di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Pringwulung: Sebuah Refleksi Kehidupan Beriman dan Kebersamaan

POV: Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Pringwulung, Yogyakarta

SUARAMUDA, YOGYAKARTA – Setelah perayaan Natal, suasana di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Pringwulung, Yogyakarta, tetap dipenuhi dengan berbagai aktivitas dan keramaian yang mencerminkan semangat kasih dan kebersamaan.

Perayaan Natal yang khidmat pada malam tanggal 24 Desember ini sering kali diikuti dengan berbagai kegiatan lanjutan yang menyatukan umat dalam iman dan mempererat hubungan sosial.

Lantas, apa yang terjadi setelah Natal di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Pringwulung?

Setelah perayaan misa Natal yang penuh sukacita, berbagai kegiatan pasca-Natal segera dimulai di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul.

Keramaian ini mencakup berbagai aktivitas ibadah dan sosial yang melibatkan umat dari berbagai kalangan.

Salah satunya adalah misa keluarga yang diadakan pada pagi hari tanggal 25 Desember, yang dihadiri oleh banyak keluarga Katolik.

Selain misa, berbagai kegiatan lainnya termasuk kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk membantu sesama, acara berbagi kasih, serta tradisi makan bersama yang menjadi ciri khas perayaan Natal di gereja ini.

Keramaian setelah Natal di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Pringwulung melibatkan berbagai kalangan umat.

Tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak, remaja, dan kaum muda yang turut aktif dalam berbagai kegiatan.

Pada misa keluarga, umat datang bersama keluarga mereka untuk merayakan kelahiran Yesus dan mempererat ikatan keluarga.

Selain itu, panitia gereja yang sebagian besar terdiri dari umat setempat memainkan peran penting dalam menyelenggarakan berbagai acara.

Mereka bekerja dengan semangat gotong royong untuk memastikan bahwa setiap kegiatan pasca-Natal berjalan lancar, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara.

Kapan keramaian setelah Natal terjadi?

Keramaian setelah Natal di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul biasanya dimulai pada pagi hari tanggal 25 Desember, seiring dengan misa keluarga.

Namun, aktivitas pasca-Natal ini tidak hanya terbatas pada hari Natal saja. Kegiatan sosial dan kebersamaan sering berlangsung sepanjang minggu terakhir di bulan Desember, hingga beberapa hari setelah pergantian tahun.

Pada periode ini, banyak umat yang datang untuk berpartisipasi dalam misa-misa lanjutan dan berbagai acara lainnya, seperti diskusi keluarga, penggalangan dana, dan bakti sosial.

Kegiatan ini menciptakan suasana penuh kegembiraan yang berlangsung lebih lama, bahkan hingga awal tahun baru.

Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul yang terletak di Pringwulung, Yogyakarta menjadi pusat berbagai kegiatan pasca-Natal, baik yang berlangsung di dalam ruangan gereja maupun di halaman luar gereja.

Area luar gereja, terutama halaman dan parkir, sering menjadi pusat keramaian, di mana umat berkumpul untuk berbagai acara sosial, bazar, dan makan bersama.

Selain itu, ruang pertemuan di dalam gereja juga digunakan untuk diskusi, refleksi Natal, dan kegiatan berbagi kasih.

Keramaian setelah Natal di gereja ini bukan hanya sebuah bentuk hiburan atau acara sesaat, tetapi juga merupakan manifestasi dari nilai-nilai Kristiani yang diajarkan dalam perayaan Natal itu sendiri.

Natal adalah waktu untuk merayakan kasih, persaudaraan, dan kebersamaan. Oleh karena itu, gereja tidak hanya mengundang umat untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga untuk saling berbagi dengan sesama, mempererat hubungan kekeluargaan, dan menjalani hidup dalam semangat gotong royong.

Selain itu, keramaian ini juga bertujuan untuk membangun rasa komunitas yang lebih kuat antar umat, di mana mereka tidak hanya beribadah bersama tetapi juga bekerja sama dalam kegiatan sosial untuk saling mendukung.

Kegiatan amal dan bakti sosial yang dilaksanakan setelah Natal menggambarkan komitmen gereja untuk membantu mereka yang membutuhkan, sesuai dengan ajaran Yesus tentang memberi dan melayani sesama.

Keramaian pasca-Natal di gereja ini terjadi melalui serangkaian kegiatan yang direncanakan oleh panitia gereja bersama dengan umat.

Proses persiapan dimulai jauh sebelum Natal, dengan pengaturan acara, penggalangan dana, dan persiapan bazar Natal.

Pada hari-hari setelah Natal, umat yang hadir akan terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari misa lanjutan hingga acara sosial seperti makan bersama, penggalangan donasi, dan kegiatan amal lainnya.

Untuk memfasilitasi keramaian ini, gereja mengatur jadwal misa tambahan dan acara sosial secara terorganisir. Selain itu, komunikasi antar umat juga sangat penting dalam menciptakan suasana yang kondusif.

Gereja menyediakan tempat untuk berbincang-bincang, bertukar cerita, dan berbagi pengalaman iman, yang semuanya mendukung terciptanya atmosfer kebersamaan dan kekeluargaan.

Halaman gereja dihias dengan dekorasi Natal yang membuat suasana semakin meriah, sementara kegiatan pasar Natal memberikan kesempatan bagi umat untuk berinteraksi sambil menikmati makanan khas dan membeli barang-barang unik.

Semua ini terjadi dengan partisipasi aktif dari umat dan komunitas sekitar yang menciptakan keramaian penuh makna. (Red)

Penulis : Yohannanda Agil Prasotya

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like