
Kendal, SUARAMUDA –
Guru dan siswa Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama’ (SMA NU) 03 Muallimin Weleri Kendal menggelar doa Istighotsah dan Tahlil bersama di halaman sekolah pada Jumat (22/11/2024) pagi.
Kegiatan yang berlangsung dengan khidmat ini diikuti oleh 281 siswa dan 22 guru serta karyawan. Dan sudah menjadi tradisi yang melekat di sekolah dan digelar sebulan sekali untuk memperkuat spiritualitas komunitas sekolah.
Kepala Sekolah, Nurul Laili, S.Pd., menjelaskan bahwa Istighotsah dan doa Tahlil telah menjadi bagian rutin dari pembiasaan di SMA NU 03 Muallimin Weleri sejak beberapa tahun terakhir.
“Setiap hari Jumat, kami selalu melaksanakan Tahlil di kelas masing-masing secara terpusat. Namun, kali ini, seluruh komunitas sekolah berkumpul untuk melaksanakan Istighotsah dan Tahlil bersama, agar doa yang dipanjatkan memiliki kekuatan spiritual yang lebih besar,” ungkapnya.
Acara ini diawali dengan pembacaan doa secara berurutan, mulai dari Istighotsah, Surat Yasin, Tahlil, doa Tahlil, hingga Asmaul Husna dan doa pagi.
Istighotsah dipimpin oleh Kiai Syarifudin Al Hafidz, sedangkan Tahlil oleh Ustadz Ali Hasan, dan Asmaul Husna dibacakan oleh perwakilan siswa SMA NU 03 Muallimin Weleri. Setiap tahap dilaksanakan dengan penuh penghayatan, menghadirkan suasana religius yang mendalam.
Kiai Syarifudin Al Hafidz mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini mampu memperkuat iman dan membangun kedekatan yang lebih erat dengan Allah. “Melalui Istighotsah dan Tahlil bersama ini, semoga iman kita semakin kuat dan kita semakin dekat dengan Allah,” pesannya kepada seluruh peserta.
Selain memperdalam spiritualitas, kegiatan hari Jumat ini juga diisi dengan aksi sosial. Para siswa didorong untuk beramal dengan menyisihkan sebagian dari rezeki mereka.
Hasil sumbangan yang terkumpul akan disalurkan kepada anak-anak yatim di sekolah, menanamkan nilai kepedulian dan gotong royong sejak dini di kalangan siswa.
Tradisi Istighotsah dan Tahlil bersama ini tidak hanya menjadi ajang doa dan ibadah, tetapi juga menjadi media pembelajaran moral dan sosial bagi para siswa, menjadikan mereka pribadi yang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga peduli terhadap sesama.
Di tengah rutinitas belajar, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pendidikan karakter dan spiritualitas sama pentingnya dengan pencapaian akademis.