SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Dunia akademik makin berwarna! Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo Semarang baru aja ngegas dengan langkah strategis: kolaborasi bareng Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta.
Kerja sama ini bukan sembarang tanda tangan MOU, tapi langkah nyata buat memperkuat kapasitas riset politik, survei ilmiah, dan kemampuan konsultan politik masa depan.
Penandatanganan kesepakatan ini berlangsung di Jakarta pada Selasa (28/10/2025), berbarengan sama kegiatan Pelatihan Good University Governance yang juga diisi langsung oleh tim ahli LP3ES.
Dekan FISIP UIN Walisongo, Prof. Dr. Imam Yahya, M.Ag., menyebut kolaborasi ini sebagai jembatan keren antara dunia kampus dan dunia politik yang berintegritas.
“Kampus FISIP bukan NGO, tapi semangatnya sama: memperkuat partisipasi publik dan demokrasi berbasis riset. Lewat kerja sama dengan LP3ES, kami ingin mahasiswa dan dosen punya kemampuan riset politik yang relevan dan berdampak,” ujar Prof. Imam dengan penuh semangat.
FISIP UIN Walisongo sendiri udah punya Center for Political and Social Studies (C-Polsis), yang selama ini aktif bikin riset dan survei politik-sosial.
Nah, kerja sama ini bakal makin memperkuat kiprah mereka biar nggak cuma akademis di atas kertas, tapi juga punya efek nyata di lapangan.
Dari pihak LP3ES, Erwan Halil menegaskan bahwa kolaborasi ini akan meliputi banyak hal seru: mulai dari pelatihan metodologi survei politik, workshop strategi konsultasi, sampai penguatan laboratorium demokrasi di lingkungan kampus.
“LP3ES melihat potensi besar UIN Walisongo. Kampus ini nggak cuma mencetak akademisi, tapi juga aktor perubahan sosial dengan nilai etika dan keislaman yang kuat,” tegas Erwan.
LP3ES sendiri bukan nama baru di dunia riset politik. Sejak era 1970-an, lembaga ini udah punya reputasi panjang dalam penelitian sosial dan politik di Indonesia.
Jadi, kolaborasi dengan UIN Walisongo jelas bikin semangat baru buat memperluas jejaring riset demokrasi berbasis data.
Dalam acara itu, hadir juga para dosen dan peneliti keren dari C-Polsis: Prof. Dr. Tolkhahatul Khoir, Dr. Mokh Hasan, Dr. Moch Parmudi, Nur Hasyim, Muhammad Mahsun, Solkhah Mufrikhah, Dr. Rofiq, Dr. Sahidin, Endang Supriadi, Masrohatun, Muhammad Nuqlir Bariklana, dan Tika Ifrida Takayasa.
Kehadiran mereka menandai keseriusan FISIP UIN Walisongo buat menjadikan C-Polsis sebagai pusat riset politik dan sosial yang independen dan up to date dengan dinamika zaman.
Bangun Kapasitas Demokrasi Kampus
Lewat sinergi ini, FISIP UIN Walisongo berharap bisa lahir lebih banyak riset politik yang kredibel, mahasiswa yang kritis, dan konsultan politik yang nggak cuma paham strategi tapi juga etika demokrasi.
“Kolaborasi ini bukan sekadar seremonial. Ini langkah nyata buat membangun tradisi akademik yang ikut memperkuat demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik,” tutup Prof. Imam.
Dengan semangat kolaborasi ini, FISIP UIN Walisongo dan LP3ES siap mencetak generasi riset politik yang nggak cuma jago teori, tapi juga bisa turun langsung jadi penggerak perubahan sosial di Indonesia. (Red)