Pemuda Lintas Iman Solo Raya Gaungkan “Peace in Diversity for a Better Harmony” di Gereja Kristus Raja Solo Baru

SUARAMUDA.NET, SUKOHARJO — Suasana penuh kehangatan dan semangat kebersamaan terasa di Gereja Katolik Kristus Raja Solo Baru, Minggu (19/10) lalu.

Puluhan pemuda dari berbagai latar belakang agama dan komunitas di Solo Raya berkumpul dalam kegiatan Diskusi Pemuda Lintas Iman dengan tema “Peace in Diversity for a Better Harmony”.

Kegiatan ini diinisiasi oleh kelompok aksi nyata pemuda alumni Gerak Dampak Academy Lembaga Kajian Lintas Kultural (LKLK) sebagai bagian dari implementasi program Impact Collaboration 2025 yang diselenggarakan oleh Indika Foundation.

Acara ini menjadi ruang dialog terbuka bagi generasi muda untuk berbagi pandangan, menumbuhkan empati lintas iman, dan memperkuat kolaborasi dalam merawat perdamaian di tengah keberagaman masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Frater Patrick Diego Arbi hadir sebagai narasumber utama. Ia mengajak para peserta untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya dialog dan perjumpaan antariman dalam kehidupan sehari-hari.

“Damai itu bukan berarti semua orang harus sama, tapi bagaimana kita tetap bisa saling menghargai di tengah perbedaan. Dialog seperti ini adalah cara paling sederhana tapi bermakna untuk menjaga harmoni,” ujar Frater Patrick di tengah sesi diskusi.

Acara berlangsung dengan format yang interaktif dan santai. Para peserta dari berbagai komunitas mulai dari mahasiswa, remaja gereja, hingga perwakilan organisasi kepemudaan Islam berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka memaknai keberagaman.

Tak hanya itu, kegiatan juga diwarnai dengan refleksi bersama dan sesi foto komitmen damai sebagai simbol persatuan lintas iman.

Antonius Alvaro, Ketua Kelompok Aksi Nyata Pemuda sekaligus alumni Mini Bootcamp dan Intensive Course Gerak Dampak Academy LKLK, menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari semangat untuk meneruskan nilai-nilai perdamaian yang dipelajari selama pelatihan.

“Kami ingin membuktikan bahwa nilai toleransi dan perdamaian itu bukan sekadar teori. Lewat diskusi ini, kami menunjukkan kalau anak muda bisa jadi jembatan antarperbedaan dan penggerak harmoni di lingkungannya masing-masing,” ujar Alvaro.

Ia menambahkan, kegiatan lintas iman seperti ini menjadi bukti bahwa perdamaian bisa dimulai dari ruang-ruang kecil yang berani menghadirkan pertemuan dan dialog.

Menutup kegiatan, para peserta sepakat untuk terus menjaga komunikasi antar komunitas lintas iman dan berkomitmen mengadakan agenda lanjutan yang berfokus pada kolaborasi sosial dan aksi kemanusiaan bersama.

“Kita mungkin berbeda keyakinan, tapi punya semangat yang sama — ingin melihat dunia yang lebih damai dan penuh kasih. Dari Solo Baru, kita belajar bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan penghalang,” tutup Frater Patrick.

Melalui kegiatan Diskusi Pemuda Lintas Iman ini, Lembaga Kajian Lintas Kultural (LKLK) bersama jejaring pemuda Solo Raya membuktikan bahwa dialog dan kolaborasi lintas iman mampu melahirkan energi positif untuk membangun masa depan yang damai, inklusif, dan harmonis bagi semua. (Red)

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like