
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026 bikin publik panas dingin. Kekecewaan mengalir deras di media sosial, dan satu nama langsung jadi sasaran utama: Erick Thohir, sang Ketua Umum PSSI.
Banyak yang merasa, “maaf” saja enggak cukup. Bagi para pecinta sepak bola tanah air, sudah waktunya ada langkah nyata — bahkan jika itu berarti Erick Thohir harus angkat kaki dari kursi Ketum.
Suara paling lantang datang dari Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI). Ketua Umum PSTI, Indro, menegaskan bahwa ini bukan cuma soal kalah atau menang.
“Ini soal tanggung jawab, arah pembangunan sepak bola nasional, dan komitmen terhadap publik yang terus diberi janji manis tapi tanpa hasil nyata,” tegasnya dalam pernyataan yang dikutip dari Inilah.com, Minggu (12/10/2025).
Dana Melimpah, Hasil Tetap Mengecewakan
Selama dua tahun terakhir, PSSI di bawah komando Erick Thohir sebenarnya enggak kekurangan dukungan. Mulai dari proses naturalisasi pemain yang superlancar, anggaran jumbo dari pemerintah, sampai dukungan politik yang masif — semua tersedia.
Bayangkan saja, pada 2025, Rp277 miliar dana APBN mengalir untuk mendukung program sepak bola nasional, termasuk ambisi besar “Garuda ke Piala Dunia.” Ironisnya, 73 persen dana itu berasal dari uang rakyat alias pajak publik.
Namun, semua itu belum mampu membuahkan hasil. Bahkan dengan 15 pemain keturunan yang sudah dinaturalisasi di era Erick Thohir, prestasi Timnas masih jalan di tempat. Setiap FIFA Matchday, wajah baru datang, tapi hasilnya tetap: nihil prestasi besar.
PSSI Tanpa Arah, Suporter Semakin Gerah
Indro menilai, masalah utamanya bukan di lapangan, tapi di meja kerja. “PSSI ini bekerja tanpa roadmap yang jelas. Enggak ada arah strategis yang konkret untuk pembinaan usia dini, kompetisi lokal, perbaikan tata kelola, atau pembangunan infrastruktur di daerah,” ujarnya.
Yang muncul justru, menurutnya, “pencitraan demi pencitraan”. Aksi simbolik, konferensi pers megah, dan janji perubahan — tapi fondasi sepak bola kita tetap rapuh.
Desakan Mundur Kian Keras
Dengan sederet kekecewaan itu, PSTI menilai Erick Thohir seharusnya tidak hanya meminta maaf tapi juga bertanggung jawab secara nyata.
“Kalau memang tidak mampu membawa perubahan, maka mundur adalah langkah paling terhormat,” tutup Indro.
Publik kini menunggu: apakah sang Ketum akan bertahan dengan segala kritik, atau memilih langkah elegan dan memberi kesempatan bagi darah segar di tubuh PSSI?
Yang jelas, cinta suporter Indonesia kepada sepak bola tak akan padam — justru makin menyala setiap kali Garuda jatuh. (Red)