
Oleh: Sajad Khawarismi Maulana Musthofa*)
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Indonesia memasuki babak baru ekonomi digital. Pada 2025, jumlah pengguna internet mencapai lebih dari 229 juta jiwa atau 80 persen penduduk. Generasi Z lahir 1997-2012 menjadi kelompok paling dominan, sekitar 25 persen pengguna internet nasional.
Mereka adalah digital native, terbiasa dengan teknologi, dan kini mulai memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Menteri Komunikasi dan Informatika menyebut pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03 persen—salah satunya didorong UMKM yang terdigitalisasi serta infrastruktur pembayaran modern, seperti QRIS dengan 32 juta merchant aktif.
Fakta ini menunjukkan, Gen Z bukan hanya konsumen, tapi aktor utama dalam menggerakkan roda ekonomi digital.
Ekonomi Digital Melesat
Laporan Google Temasek Bain memperkirakan nilai ekonomi internet Indonesia akan tembus US$109 miliar pada 2025, dengan e-commerce sebagai penyumbang terbesar.
Bahkan di tahun lalu, transaksi e-commerce diperkirakan melampaui US$100 miliar. Dan generasi Z, dengan keterampilan teknologi dan kreativitas tinggi, jelas menjadi lokomotif tren ini.
Survei terbaru juga menunjukkan 43,7 persen Gen Z sudah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk kegiatan sehari-hari mulai dari mengedit konten hingga merancang strategi pemasaran. Artinya, mereka cepat beradaptasi dengan teknologi baru dan menjadikannya peluang usaha.
Lantas, Bagaimana dengan Jember?
Kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini dihuni sekitar 30 persen penduduk berusia Gen Z. Mereka adalah pelajar, mahasiswa, pekerja muda, sekaligus wirausahawan digital.
Program Generasi Happy yang digelar operator seluler pada 2024, misalnya, menarik ribuan remaja Jember untuk belajar literasi digital, konten kreator, dan e-sport.
Antusiasme ini menandakan kesadaran bahwa peluang ekonomi masa depan ada di dunia digital.
Kampus-kampus juga ikut menyiapkan generasi muda. Universitas Jember bersama PLUT Jember juga menggelar seminar Entrepreneur Class berisi pelatihan pemasaran digital, copywriting, dan inovasi konten.
Mahasiswa dan siswa SMA/SMK didorong memahami bahwa pemasaran tidak lagi sekadar brosur, melainkan video pendek, desain visual, atau live streaming produk, ini bukti bahwa digitalisasi mulai menyentuh akar rumput.
UMKM dan Kreator Digital
UMKM adalah tulang punggung ekonomi Jember. Pertumbuhan ekonomi daerah 2023 tercatat 4,93 persen, sebagian besar ditopang perdagangan, pertanian, dan jasa.
Kini, Gen Z masuk dengan cara baru: menjual kopi khas Jember lewat marketplace, mempromosikan kuliner lokal via Instagram, hingga menjadi kreator konten di TikTok.
Beberapa bahkan menembus pasar ekspor, seperti pemuda Jember yang berhasil mengirim kopi dan tembakau ke timur Tengah.
Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Koperasi rutin mengadakan pelatihan UMKM go-digital. PLUT Jember, misalnya, memberi materi pemanfaatan TikTok Shop, AI untuk konten, dan strategi pemasaran online.
Tahun 2024, mereka melatih 20 UMKM untuk membuat short content dan memanfaatkan AI tools. Kerja sama dengan swasta juga dilakukan.
Program kolaborasi dengan Grab pada 2023 melatih 40 pelaku UMKM kreatif menggunakan aplikasi digital untuk memperluas pasar. Semua ini memperlihatkan ekosistem digitalisasi di Jember mulai terbentuk.
Peluang dan Tantangan
Gen Z Jember mempunyai peluang yang besar, karena mereka punya kreativitas tinggi, akrab dengan trend global, dan terbiasa multitasking dengan gawai. Infrastruktur digital Jawa Timur relatif baik penetrasi internet provinsi ini mendekati 82 persen.
Dengan dukungan program pemerintah, swasta, dan kampus, mereka berkesempatan mengubah hobi digital menjadi bisnis berdaya saing.
Dengan bimbingan tepat, Gen Z dapat memanfaatkan peluang inklusif ini. Sebagai generasi inovatif, mereka mampu meramu kreativitas konten dengan wawasan bisnis.
Mahasiswa dan pelaku muda Jember kini makin melek data dan marketing digital, memanfaatkan platform seperti TikTok dan Instagram untuk jualan live atau membuat tutorial produk lokal.
Meski peluang besar, tantangan tetap ada. Survei Mitme 2025 menunjukkan 57% UMKM kesulitan modal, 49% mengaku minim pelatihan digital, dan sebagian besar belum memiliki legalitas usaha yang kuat.
Banyak usaha kecil masih gagap teknologi, terbatas inovasi, serta belum terintegrasi dengan sistem pembayaran digital. Infrastruktur internet di desa juga masih jadi persoalan: sinyal yang tidak stabil dapat menghambat pengelolaan toko online.
Selain itu, tantangan mentalitas juga muncul. Tidak semua Gen Z berani mengambil risiko berwirausaha. Sebagian masih melihat dunia digital sebatas hiburan, belum menjadi lahan bisnis.
Jika tidak ada pendampingan serius, potensi mereka bisa berhenti di level pengguna, bukan pencipta nilai ekonomi.
Harapan Baru
Generasi Z bukan sekadar pengguna internet. Mereka adalah penentu arah ekonomi digital Jember. Dengan kemampuan mengolah konten, menguasai teknologi, dan memahami pasar, Gen Z bisa mengangkat UMKM lokal ke level nasional bahkan global.
Tantangan modal, literasi, dan infrastruktur memang ada, tetapi dengan kolaborasi “pentahelix” sebagai komponen ujung tombak pembanghunan daerah antara pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, pengusaha dan masyarakat.
Posisi masyarakat itulah yang nantinya diisi oleh Gen-Z sebagai lokomotif penggerak ekonomi digital di Jember.
Jember memiliki modal besar: anak muda kreatif, UMKM yang tangguh, dan kultur gotong royong. Jika semua unsur mendukung, bukan tidak mungkin Jember akan menjadi salah satu pusat ekonomi digital Jawa Timur.
Generasi Z hadir sebagai harapan baru, membawa optimisme bahwa ekonomi berbasis digital bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sedang tumbuh di bumi pendalungan. (Red)
*) Sajad Khawarismi Maulana Musthofa, Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Syariah UIN KHAS Jember, asal Kabupaten Lumajang