Pancasila di Era Modern: Lebih dari Sekadar Lima Sila di Buku Pelajaran

Aisyah Auliyah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Aisyah Auliyah*)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Pernahkah kamu berpikir, kenapa sih kita masih harus belajar Pancasila? Di tengah gempuran media sosial, tren global, dan teknologi yang terus berubah, rasanya Pancasila sering kali cuma dianggap sebagai materi pelajaran yang membosankan dan kuno.

Padahal, kalau kita mau melihat lebih dalam, Pancasila itu punya peran yang keren, terutama untuk kita sebagai mahasiswa atau anak muda di era modern. Pancasila bukan cuma simbol, tapi semacam “aplikasi” yang bisa kita gunakan untuk menavigasi kehidupan yang rumit ini.

Pancasila sebagai Kompas Kita

Di era modern kita sering sekali kebanjiran informasi. Ada banyak banget informasi, pilihan, dan juga tantangan. Kadang, kita bingung mana yang benar dan mana yang salah.

Di sinilah Pancasila berperan sebagai kompas. Coba kita lihat sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini bukan cuma soal agama, tapi juga tentang nilai-nilai moral.

Pancasila mengajarkan kita untuk punya pegangan hidup, punya etika, dan menghargai keberagaman keyakinan. Di era yang serba bebas ini, memiliki fondasi spiritual bisa membantu kita untuk tidak mudah terombang-ambing oleh arus tren yang tidak sehat.

Selanjutnya, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengingatkan kita untuk selalu menghargai orang lain. Di dunia digital yang penuh dengan cyberbullying dan ujaran kebencian, sila ini mengajarkan kita untuk berempati dan berpikir sebelum berkomentar.

Kita diajak untuk memperlakukan orang lain dengan hormat, tanpa melihat suku, ras, atau agama mereka.

Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan

Sila Persatuan Indonesia terasa sangat relevan di era ini. Di media sosial, kita sering melihat perpecahan yang dipicu oleh perbedaan politik atau pandangan. Sila ini mengajak kita untuk sadar bahwa kita dari bangsa yang sama, meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda.

Menurut hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Kewarganegaraan, pemahaman yang baik terhadap Pancasila dapat meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan mahasiswa.

Bayangkan saja, kita bisa berdiskusi, berkolaborasi, dan bahkan berdebat tanpa harus saling membenci. Kita bisa mempertahankan identitas kita sebagai bangsa Indonesia, sambil tetap terbuka dengan ide-ide dari luar. Ini adalah modal besar untuk membangun masa depan bangsa kita.

Demokrasi yang Sehat dan Adil

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mungkin terdengar rumit, tapi intinya adalah demokrasi.

Sila ini mengajarkan kita untuk menjadi warga negara yang kritis, bukan cuma ikut-ikutan. Selain kita punya hak untuk berpendapat, kita juga punya kewajiban untuk mendengarkan orang lain. Di era digital, ini berarti kita harus cerdas dalam memilah informasi dan tidak mudah termakan hoaks.

Mahasiswa punya peran penting dalam mengawal demokrasi. Dengan berpegang pada sila keempat, kita bisa menyuarakan aspirasi dengan cara yang beradab dan terstruktur.

Kita bisa menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif, bukan malah menambah kekacauan. Sebuah studi dari Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila membantu mahasiswa berpikir lebih kritis dan rasional dalam menghadapi isu sosial dan politik.

Keadilan Sosial: Mimpi yang Harus Diwujudkan

Terakhir, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah mimpi yang harus kita wujudkan. Pancasila bukan cuma bicara soal hak, tapi juga tentang tanggung jawab sosial.

Di era modern, di mana kesenjangan ekonomi bisa sangat terlihat, sila ini mengingatkan kita untuk peduli pada sesama. Sebagai mahasiswa, kita bisa berkontribusi melalui kegiatan sosial, mulai dari masalah sosial sebagai objeknya, atau sekadar menyuarakan pentingnya kesetaraan.

Menurut buku Pendidikan Pancasila karya Kaelan, keadilan sosial adalah roh dari Pancasila yang harus terus diperjuangkan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita semua sebagai bagian dari masyarakat.

Penutup

Jadi, Pancasila di era modern bukanlah warisan kuno yang harus dihafal mati-matian. Ia adalah fondasi yang kokoh, kompas yang akurat, dan peta jalan yang bisa menuntun kita sebagai mahasiswa.

Dengan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila, kita tidak hanya menjadi individu yang lebih baik, tapi juga menjadi bagian dari solusi untuk masalah-masalah bangsa.

Pancasila membantu kita tetap waras di tengah hiruk pikuk dunia, menjaga persatuan di tengah perbedaan, dan berjuang untuk keadilan bagi semua. (Red)

*) Aisyah Auliyah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, asal Sumatera Selatan

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like