
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Bicara soal utang, warga Indonesia ternyata lebih doyan ngutang lewat pinjaman online alias pinjol ketimbang pakai layanan paylater. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jadi buktinya.
Sampai Juli 2025, nilai pinjaman yang masih berjalan (outstanding) di fintech lending tembus Rp 84,66 triliun.
Angka ini naik 22,01 persen dibanding tahun lalu. Meski pertumbuhan sempat lebih kencang di Juni 2025 (25,06 persen), trennya tetap menunjukkan pinjol makin jadi pilihan utama.
Menurut Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, kondisi ini masih aman. Tingkat risiko kredit macet alias TWP90 justru menurun ke 2,75 persen, dari bulan sebelumnya 2,85 persen.
Artinya, meski utang makin banyak, warga masih cukup disiplin bayar cicilan.
Kalau dibandingkan, paylater memang lagi naik daun, tapi nilainya belum bisa menandingi pinjol.
Total pembiayaan paylater baru menyentuh Rp 8,81 triliun, meski pertumbuhannya lebih ngebut, yakni 56,74 persen secara tahunan. Bahkan rasio kredit bermasalahnya juga turun dari 3,26 persen jadi 2,95 persen.
Singkatnya, paylater boleh saja ngetren buat belanja sehari-hari. Tapi kalau urusan pinjam duit dalam jumlah lebih gede, pinjol masih jadi primadona masyarakat RI. (Red)
Sumber: Kompas.com