
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Persaingan merebut dana masyarakat makin panas! Setelah pemerintah, BUMN, hingga swasta berlomba menerbitkan obligasi, kini giliran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang unjuk gigi lewat produk baru: Patriot Bond.
Seperti namanya, Patriot Bond bukan sekadar soal cuan, tapi juga mengajak investor bersikap “heroik”. Kalau obligasi pemerintah atau swasta biasanya kasih imbal hasil 5–6 persen, Patriot Bond cuma menawarkan 2 persen untuk tenor yang sama.
Bedanya lagi, produk ini nggak dijual bebas di pasar keuangan, tapi hanya lewat private placement buat pengusaha nasional. Targetnya? Danantara ingin mengumpulkan dana segar sekitar Rp 50 triliun.
Sekilas, return kecil ini jelas kalah menarik dibanding instrumen lain. Tapi kabarnya, ada “bonus” non-finansial yang bisa didapat investor.
Misalnya, kedekatan dengan pemerintah, kemudahan perizinan, atau insentif tertentu. Makanya, banyak yang menilai Patriot Bond lebih ke ajakan “berbakti” demi pembangunan ketimbang sekadar investasi cari untung.
Namun, kehadiran Patriot Bond juga menuai perdebatan. Ada risiko crowding out effect: persaingan memperebutkan dana bisa bikin bunga naik, biaya pendanaan makin mahal, dan sektor riil bisa melambat. Kalau itu terjadi, ambisi pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa jadi mimpi yang berat.
Singkatnya, Patriot Bond hadir sebagai instrumen unik: kecil imbal hasil finansialnya, tapi besar nilai patriotismenya. Pertanyaannya, apakah para pengusaha nasional mau menjawab panggilan ini? (Red)