Viral Bendera Merah Putih vs Bendera Bajak Laut: Simbol Perlawanan atau Sekadar Gimmick?

Sebuah truck dengan bendera bajak laut ala one piece. (Sumber gambar: Instagram @kabarnegri.com)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, jagat maya dikejutkan oleh sebuah fenomena tak biasa—dan cukup mengusik rasa kebangsaan.

Sejumlah akun Instagram dan TikTok mempublikasikan video yang menyatakan keengganan mereka mengibarkan Sang Merah Putih.

Sebagai gantinya, mereka berwacana untuk memilih mengibarkan bendera bajak laut berlogo tengkorak di tengah perayaan kemerdekaan.

Bendera bajak laut ala one piece berwarna hitam, yang dipasang di sela-sela bendera Merah Putih dan umbul-umbul merah putih. (Gambar: @viral.sekalii)

Dikutip dari Instagram @kabarnegri.com, misalnya, dalam postingannya memperlihatkan sebuah truck dengan bendera bajak laut ala one piece.

Tak hanya itu, akun Instagram @viral.sekalii juga mempertontonkan bendera bajak laut ala one piecepiece berwarna hitam, di sela-sela bendera Merah Putih dan umbul-umbul merah putih.

Jadi Polemik? 

Aksi ini kontan memicu pro-kontra. Sebagian publik mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap simbol negara dan nilai-nilai perjuangan bangsa.

Namun, di sisi lain, tak sedikit yang menganggap ini sebagai ekspresi budaya pop atau bentuk kritik sosial yang dikemas dalam narasi kekinian.

Lantas, apa makna di balik pengibaran bendera bajak laut ini? Apakah ini sekadar gaya-gayaan demi konten viral, atau justru cerminan keresahan generasi muda terhadap situasi bangsa?

Secara historis, bendera bajak laut atau Jolly Roger melambangkan pemberontakan terhadap sistem yang dianggap tidak adil.

Dalam konteks budaya pop, bendera ini sering digunakan untuk menunjukkan sikap anti-otoritas, kebebasan mutlak, atau sindiran terhadap tatanan mapan.

Aksi demonstrasi mahasiswa dengan bendera bajak laut. (Sumber gambar: pinterest.com)

Sindiran pada Negara

Bisa jadi, pengibaran bendera ini merupakan bentuk sindiran terhadap elite yang dianggap gagal merepresentasikan semangat kemerdekaan yang sejati.

Namun, tak bisa dipungkiri pula bahwa sebagian dari aksi ini tampaknya hanya menumpang tren demi meraih perhatian.

Dengan algoritma media sosial yang kian menuntut konten kontroversial, tidak sedikit warganet yang memilih cara instan agar video mereka viral—tanpa memahami nilai filosofis dan historis dari Sang Merah Putih.

Pakar komunikasi budaya menyarankan agar fenomena ini tidak semata-mata diberangus, melainkan dijadikan refleksi kolektif: apakah benar telah terjadi jarak antara generasi muda dengan makna kemerdekaan itu sendiri?

Jika iya, maka negara perlu lebih terbuka terhadap dialog, bukan hanya menekankan represi simbolik.

Di tengah euforia dan gegap gempita perayaan 17 Agustus, insiden ini memberi pesan penting: Merah Putih bukan hanya selembar kain, melainkan simbol perjuangan, harapan, dan identitas bangsa.

Menggantinya dengan bendera bajak laut, bahkan sekadar candaan, bisa mengaburkan garis antara ekspresi dan provokasi. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like