Meski Telah Puasa, Tapi Kamu Perlu Tahu Tradisi Dandangan di Kudus: Seru!

Masjid Menara Kudus/ pinterest

SUARAMUDA, KUDUS – Menemani puasa kamu, redaksi suaramuda.net kali ini mengangkat tradisi Dandangan yamg sejatinya telah berlangsung jelang Ramadhan kemarin.

Nah, layaknya Dugderan di Semarang, tradisi Dandangan ini juga sekaligus menandai akan dimulainya bulan suci Ramadan.

Seperti dilansir Jawa Pos Radar Kudus (1/3/2025), Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus Revlisianto Subekti mengatakan, Dandangan telah diakui secara nasional sebagai warisan budaya tak benda dan wajib dilestarikan.

“Alhamdulillah hingga saat ini, Dandangan masih berjalan dan akan terus kami lanjutkan. Dampak ekonominya juga signifikan, meski saya belum mengetahui pasti jumlah perputaran uang dalam event ini,” ujar Revlisianto.

Ia berharap, tradisi ini bisa berkembang hingga skala nasional, sejalan dengan visi-misi bupati Kudus dalam mengangkat UMKM.

Dalam pelaksanaannya, kirab Dandangan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan dari sembilan kecamatan, kepala desa dan kelurahan, stakeholder pariwisata, hingga Saka Pariwisata.

Mereka berjalan menuju Menara Kudus sebagai simbol penyatuan masyarakat dalam menyambut Ramadan.

Makna Edukatif

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah menambahkan, Dandangan bukan sekadar perayaan, tetapi juga memiliki makna edukatif bagi generasi muda.

“Kirab ini menggambarkan bagaimana masyarakat dahulu berbondong-bondong ke Menara Kudus untuk mendengar tabuhan bedug sebagai tanda awal Ramadan,” jelas Mutrikah.

Rangkaian acara diawali dengan Salat Asar, dilanjutkan ziarah, serta persiapan tabuh bedug oleh perwakilan Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).

Urgensi bedug dalam Dandangan, nukan hanya sebagai penanda waktu ibadah.

Tetapi juga sebagai media pengumuman awal Ramadan sejak zaman Sunan Kudus.

“Dulu, sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah, Sunan Kudus yang menyampaikan awal Ramadan kepada umat melalui tabuhan bedug. Tradisi ini tetap kami lestarikan, agar generasi muda memahami sejarahnya,” imbuh Mutrikah.

Kendati perayaan Dandangan pada tahun ini sempat diwarnai hujan namun antusiasme masyarakat tetap tinggi.

“Pemerintah berharap, Dandangan tak hanya menarik warga lokal, tetapi juga wisatawan dari luar daerah, sehingga semakin memperkuat Kudus sebagai destinasi budaya dan religi,” harapnya. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like