SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada kuartal III-2025 atau hingga akhir September 2025. Penurunan ini terutama dipicu melambatnya pertumbuhan ULN pemerintah akibat menurunnya aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN).
Bank Indonesia dalam Statistik Utang Luar Negeri (SULNI) mencatat posisi ULN Indonesia mencapai US$424,4 miliar, turun dari US$432,2 miliar pada kuartal II-2025. Secara tahunan, ULN juga turun 0,6%, berbalik dari pertumbuhan 6,4% pada kuartal sebelumnya.
ULN Pemerintah Melambat
ULN pemerintah pada kuartal III-2025 tercatat US$210,1 miliar, tumbuh 2,9% (yoy). Angka ini jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan 10,0% (yoy) pada kuartal II-2025.
BI menjelaskan, perlambatan ini terutama dipengaruhi kontraksi arus modal asing ke SBN domestik akibat ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
ULN pemerintah digunakan untuk membiayai beberapa sektor, di antaranya:
Hampir seluruh ULN pemerintah merupakan utang jangka panjang, dengan porsi 99,9%.
ULN Swasta Kembali Terkontraksi
ULN swasta pada periode yang sama mencapai US$191,3 miliar, turun dari US$193,9 miliar pada kuartal II-2025. Secara tahunan, ULN swasta terus menunjukkan kontraksi, dari 0,2% (yoy) menjadi 1,9% (yoy).
Kontraksi ini dipengaruhi oleh:
Sektor penyumbang ULN swasta terbesar meliputi Industri Pengolahan, Jasa Keuangan & Asuransi, Pengadaan Listrik & Gas, serta Pertambangan & Penggalian. Total pangsanya mencapai 81% dari keseluruhan ULN swasta.
Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun dari 30,4% pada kuartal II-2025 menjadi 29,5% pada kuartal III-2025. Selain itu, ULN jangka panjang mendominasi total ULN dengan porsi 86,1%.
“Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi untuk menjaga struktur ULN tetap sehat,” tulis BI dalam siaran persnya. (Red)