SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Suasana dini hari di Deir Istiya, Tepi Barat, berubah mencekam ketika para pemukim Israel menyerang Masjid Hajja Hamida pada Kamis (13/11).
Aksi brutal itu bukan sekadar vandalisme biasa. Tiga mushaf Al-Quran dibakar, dan api ikut melalap karpet sekaligus menghitamkan dinding masjid.
Kejadian ini berlangsung menjelang salat subuh—momen ketika warga biasanya masih terlelap.
Wali Kota Deir Istiya menyebut para pelaku bergerak cepat dan terkoordinasi. “Mereka datang sebelum subuh, lalu membakar masjid,” ujarnya.
Kementerian Wakaf dan Agama Palestina langsung mengecam peristiwa itu sebagai “kejahatan kejam dan serangan terang-terangan terhadap perasaan umat Islam.”
Tak berhenti di situ, para pemukim juga mencorat-coret dinding luar masjid dengan tulisan berbahasa Ibrani, di antaranya kalimat menghina Nabi Muhammad serta tulisan “Tidak takut pada Avi Bluth.”
Bluth sendiri—komandan IDF di Tepi Barat—justru mengutuk aksi itu dan menyebut para pelaku sebagai “pemuda pinggiran anarkis.”
Dalam wawancara dengan TV Palestina yang dikutip CNN, Abdul Rahim Zidan menegaskan bahwa target serangan ini jelas: simbol agama.
“Bukan rumah, bukan mobil—yang diserang adalah masjid, untuk memprovokasi umat Islam,” katanya.
Akibat kebakaran itu, bagian dalam masjid porak-poranda. Kaca jendela pecah, reruntuhan hangus berserakan, dan dindingnya kini menghitam akibat asap dan panas.
Masjid Hajja Hamida yang biasanya tenang kini meninggalkan pemandangan pilu—bukti nyata eskalasi kekerasan yang semakin mengkhawatirkan di Tepi Barat. (Red)
Sumber: CNN Indonesia