SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Dunia pendidikan makin seru! SMK Negeri 10 Semarang baru aja meluncurkan gebrakan baru: aplikasi “Kecerdasan Majemuk”.
Ide ini muncul setelah sekolah mengadakan In House Training (IHT) bertema Multiple Intelligences pada 11 November 2025 lalu.
Yang bikin keren, aplikasi ini dibuat langsung oleh para siswa dari ekstrakurikuler Sains, di bawah bimbingan Hikmah Nurul Izza, S.Pd.—yang juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan SDM.
Aplikasi yang Bikin Guru dan Siswa Sama-Sama Happy
Nurul menjelaskan, aplikasi ini membantu siswa mengenali potensi diri sekaligus memudahkan guru memetakan gaya belajar setiap anak.
“Selama ini guru kesulitan memahami karakter belajar siswa satu per satu. Lewat aplikasi ini, siswa bisa tes mandiri, dan guru langsung dapat data lengkap untuk menyesuaikan metode mengajar,” ujar Nurul.
Aplikasi ini dirancang kolaboratif: siswa Rekayasa Perangkat Lunak menangani coding, sementara jurusan lain fokus di desain antarmuka.
Proyek ini jadi bukti nyata bahwa belajar di SMK bisa menghasilkan karya yang bermanfaat untuk semua.
Belajar dari Teori Howard Gardner
Konsep dasarnya diambil dari teori Multiple Intelligences milik psikolog Howard Gardner. Menurut teori ini, kecerdasan manusia gak cuma soal logika atau matematika, tapi ada delapan jenis kecerdasan — mulai dari linguistik, musikal, kinestetik, sampai interpersonal.
Aplikasi buatan siswa ini bahkan sudah punya algoritma berbasis kuis poin dan visualisasi profil. Hasilnya bukan cuma angka, tapi juga peta kecerdasan lengkap dengan rekomendasi gaya belajar. Jadi siswa bisa tahu, “Oh, aku ternyata lebih kuat di kecerdasan kinestetik nih!”
Kepala Sekolah Dukung Penuh
Kepala SMK N 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., menyebut inovasi ini sebagai terobosan penting dalam pembelajaran modern.
“Guru bisa lebih mudah menyesuaikan metode ajar. Kalau siswa visual, tinggal kasih video. Siswa auditori? Lebih banyak diskusi. Siswa kinestetik? Yuk praktik langsung!” katanya.
Menurutnya, belajar sesuai gaya masing-masing bikin siswa lebih semangat, fokus, dan bahagia.
Proyek ini juga jadi pengalaman keren bagi para pengembang muda. Malik Fajar, siswa kelas XI RPL 2, mengaku bangga bisa ikut andil.
“Kami belajar gimana teori psikologi bisa nyatu sama dunia teknologi. Seru banget bisa bikin sesuatu yang beneran berguna buat teman-teman,” katanya.
Saat ini, aplikasi masih masuk tahap penyempurnaan dan bakal segera diuji coba di lingkungan sekolah.
Sekolah Vokasi, Inovasi Tanpa Henti
Hikmah Nurul Izza berharap inovasi ini jadi awal dari pengembangan aplikasi pendidikan berbasis karakter.
“Kami ingin SMK Negeri 10 Semarang dikenal bukan cuma karena skill teknis, tapi juga karena memahami potensi unik tiap siswa. Setiap anak itu cerdas, hanya caranya berbeda,” tutupnya.
Dengan aplikasi “Kecerdasan Majemuk”, SMK Negeri 10 Semarang membuktikan bahwa sekolah vokasi gak sekadar mencetak tenaga kerja siap pakai — tapi juga generasi kreatif yang mampu menjawab tantangan dunia pendidikan masa kini. (Red)