Putra Mahkota Solo Resmi Naik Takhta: PB XIV Siap Bawa Napas Baru Keraton Surakarta!

Sang putra mahkota KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram resmi naik takhta dan menyandang gelar Paku Buwono (PB) XIV. (dok istimewa)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Hari Rabu (5/11/2025) jadi momen bersejarah yang nggak bakal dilupakan oleh warga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Di tengah suasana duka atas wafatnya PB XIII, sang putra mahkota KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram resmi naik takhta dan menyandang gelar Paku Buwono (PB) XIV.

Upacara pengukuhan berlangsung penuh khidmat. Meski suasana haru masih terasa, seluruh keluarga besar, abdi dalem, hingga sentono tampak teguh dan khusyuk menyaksikan detik-detik bersejarah itu. Aura megah khas keraton pun benar-benar terasa!

Dengan balutan busana kebesaran raja Jawa, PB XIV berdiri tegap dan mengucap ikrar di hadapan para sesepuh. Tutur katanya lembut namun penuh wibawa, menandai awal baru bagi Keraton Surakarta.

“Ingsun Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram… hanglintir kaprabon Dalem minangka Sri Susuhunan Karaton Surakarta Hadiningrat, kanthi sesebutan Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono Parbelas,” ujarnya lantang.

Suasana langsung berubah haru. Banyak yang meneteskan air mata—bukan cuma karena perpisahan dengan PB XIII, tapi juga karena menyaksikan tonggak baru sejarah keraton yang terus hidup di tengah zaman modern.

Sang putra mahkota KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram resmi naik takhta dan menyandang gelar Paku Buwono (PB) XIV. (dok istimewa)

Bagi banyak orang, naik tahtanya PB XIV bukan cuma soal meneruskan garis keturunan. Ini juga tentang bagaimana tradisi bisa tetap relevan di era digital.

Generasi muda berharap, sang raja baru mampu membawa napas segar dan menjembatani nilai-nilai budaya Jawa dengan dunia modern yang serba cepat.

Kini, PB XIV memikul tanggung jawab besar: menjaga warisan leluhur sambil membuat budaya keraton tetap hidup, beradaptasi, dan dekat dengan masyarakat masa kini.

Dari balik tembok megah Keraton Surakarta, lahirlah harapan baru — raja muda yang siap menjaga tradisi sekaligus merangkul masa depan.

Refleksi untuk Kita, Generasi Muda

Naiknya PB XIV bukan cuma peristiwa bagi keluarga keraton, tapi juga pengingat untuk kita semua bahwa budaya bukan sekadar masa lalu — ia adalah identitas yang harus dijaga.

Di tengah dunia yang serba digital, anak muda Indonesia perlu tetap bangga dan terhubung dengan akar budayanya.

Kita bisa mulai dari hal kecil: mengenal bahasa Jawa, memahami filosofi batik, atau sekadar menghargai nilai-nilai sopan santun dan gotong royong.

Karena kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Dan kalau bukan sekarang, kapan lagi? (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like