SUARAMUDA.NET, JAKARTA — Pesta para pejabat BUMN resmi berakhir! Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kejaksaan Agung menindak tegas para direksi BUMN yang ketahuan foya-foya dengan uang rakyat.
Instruksi itu langsung disambut pemerhati intelijen dan kebijakan publik Sri Radjasa, M.BA., yang menilai langkah Presiden ini jadi penanda berakhirnya budaya elitis di tubuh perusahaan pelat merah.
“Tidak ada lagi direksi BUMN yang bergaya seperti raja. Presiden sudah marah — ini perintah, bukan saran,” tegas Sri Radjasa, Sabtu (25/10/2025).
Ia menyebut publik sudah muak menyaksikan pejabat BUMN hidup mewah sambil memainkan proyek dan pengadaan seenaknya. “Kalau direksi rakus, yang rusak bukan cuma uang negara, tapi juga kepercayaan publik,” ujarnya.
Nama-nama besar pun ikut terseret: PT Timah (kerugian Rp300 triliun), Jiwasraya (Rp16,81 triliun), Asabri (Rp22,78 triliun), hingga dugaan penyimpangan di Pertamina dan Amarta Karya.
Sri Radjasa menegaskan akar masalahnya bukan cuma individu, tapi juga sistem bobrok dan intervensi politik dalam penunjukan direksi.
“Selama jabatan direksi masih jadi hadiah politik, korupsi akan terus beranak-pinak,” tandasnya.
Ia juga mengingatkan agar pembentukan holding baru Danantara berjalan bersih tanpa aroma rente.
“Jangan sampai Danantara jadi panggung baru para pemburu rente. Presiden sudah kasih garis merah yang jelas,” katanya.
Pesan penutupnya keras dan to the point: “Pesta sudah usai. Sekarang waktunya cuci piring. Rakyat sedang melihat siapa yang benar-benar bekerja.” (Red)