
SUARAMUDA.NET., SEMARANG — Ruang rapat Gedung Dekanat Lantai 6 Kampus 1 Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Kamis (16/10/2025), dipenuhi puluhan mahasiswa program S-1 dan S-2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Mereka antusias mengikuti Kuliah Tamu bertajuk “The Future of Palestine: Post-Recognition by a World State.”
Acara tersebut menjadi ruang diskusi ilmiah yang membedah masa depan Palestina pasca pengakuan dari berbagai negara. FISIP Unwahas menghadirkan pembicara utama langsung dari Palestina, Iyad M.I Aburabee, Ph.D, perwakilan dari Equal Access International Palestine.
Dalam pemaparannya, Iyad menyoroti berbagai kekerasan yang masih terjadi di Jalur Gaza. Ia juga mengungkap adanya propaganda masif Israel yang didanai besar-besaran untuk memengaruhi opini publik dunia.
Di sisi lain, Iyad menyampaikan apresiasi mendalam kepada Indonesia, negara-negara Islam, dan komunitas global yang secara konsisten memberikan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Menurutnya, Solusi Dua Negara (Two-State Solution) kini mendapatkan dukungan politik global yang cukup kuat. Namun, kata Iyad, keberhasilan solusi tersebut tidak hanya bergantung pada dukungan politik, tetapi juga pada struktur politik yang stabil dan berkeadilan.
“Two-State Solution tidak pernah berhasil karena selalu berkait dengan struktur dan kepentingan politik,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iyad menjelaskan bahwa tantangan terbesar Palestina saat ini bukan semata-mata soal pengakuan politik, melainkan pada realitas lapangan yang kompleks.
“Permasalahan nyata adalah bagaimana menghentikan pembangunan pemukiman, menyepakati perbatasan yang adil, dan menjamin keamanan bagi kedua belah pihak,” jelasnya.
Menutup pemaparannya, Iyad menekankan bahwa masa depan damai bagi Palestina sangat bergantung pada kemampuan komunitas internasional dalam mengubah dukungan politik menjadi tindakan nyata.
“Kita perlu memastikan langkah-langkah konkret yang tidak bisa dibatalkan di lapangan,” ujarnya menegaskan.
Kuliah tamu yang dimoderatori oleh Reza Mutafarriqa, S.Hub.Int. tersebut berlangsung hingga pukul 11.45 WIB.
Di akhir acara, Dekan FISIP Unwahas, Dr. Ali Martin, M.Si, menyampaikan apresiasi kepada Pusat Studi Agama dan Budaya serta Kantor Urusan Internasional Unwahas atas peran mereka dalam menghadirkan kegiatan akademik berskala internasional tersebut.
“Kegiatan ini bukan hanya menambah wawasan global mahasiswa, tetapi juga memperkuat komitmen Unwahas dalam mendorong perdamaian dunia melalui pendidikan,” ujar Dr. Ali Martin menutup acara. (Red)