
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Dalam Bahasa Yunani, skizofrenia berasal dari dua kata yakni “skhizein” yang artinya retak atau pecah (split), dan “phren” artinya pikiran.
Skizofrenia berarti orang dengan kondisi pikiran yang kacau atau tidak dapat dikendalikan oleh dirinya sendiri karena ada bagian saraf yang retak.
Bagaimana skizofrenia jatuh cinta?
Penderita skizofrenia bisa jatuh cinta dengan sesuatu yang tidak nyata. Bahkan, hal yang tidak nyata itu bisa dianggap nyata yang menyebabkan mereka berhalusinasi kembali.
Namun ada saat dimana mereka jatuh cinta terhadap lawan jenis, akan tetapi perasaan cinta di dalam hati mereka tidak akan bertahan lama. Kenapa? Karena sangat sulit bagi mereka untuk membedakan halusinasi dengan realita.
Bagaimana sikap kita jika terlanjur punya pacar skizofrenia?
Menurut saya, jika kalian punya pacar yang menderita skizofrenia hal yang harus kamu lakukan adalah dengan “memperbanyak doa” kepada Tuhan.
Ini, karena cobaan sebelum kalian menikah dan setiap orang memiliki cobaan pra–nikah yang berbeda–beda. Ada yang diuji dengan hartanya, calon mertuanya, bahkan keluarga iparnya.
Selain berdoa kita juga harus bersabar dalam menghadapi sikap yang aneh dari pacar kita serta membimbingnya ke jalan yang benar dengan mengatakan “itu bukan nyata, itu hanya halusinasimu“ jika dia berkata yang aneh–aneh, atau bersikap tidak sewajarnya.
Lantas apakah skizofrenia wajib menikah?
Sebelum menjawabnya coba kita lihat seseorang yang terlahir tidak bisa mendengar atau tuli tapi mereka bisa menikah contohnya influencer tunarungu @jenniferrnatalie yang sering membagikan cerita hidupnya; bersama anaknya yang bisa mendengar.
Dari kisah hidup mereka kita bisa belajar bahwa penyakit yang kata dokter tidak bisa disembuhkan dan dapat diturunkan lewat genetik, bukanlah penghalang pernikahan. Karena menikah adalah hak setiap orang dan orang lain tidak bisa melarangnya, termasuk saya.
Ada beberapa kondisi dimana penderita skizofrenia memilih untuk menjomblo seumur hidup. Namun apakah menjomblo seumur hidup adalah keputusan yang tepat?
Sebelum menjawabnya cobalah untuk diam sejenak dan jangan bicara sepatah katapun selama beberapa jam.
Gimana rasanya tidak bicara selama beberapa jam? Begitulah gambaran dari sebuah kesepian.
Menurut dr. Pane, M. dikutip dari laman alodokter, kesepian dapat memberikan efek bagi tubuh berupa: kualitas tidur yang terganggu, melemahnya daya tahan tubuh, fungsi otak yang menurun, menimbulkan kecemasan, beresiko terkena penyakit kardiovaskular dan kanker.
Memutuskan untuk menikah dengan kondisi penyakit yang sering kambuh secara tiba – tiba adalah hal yang berat. Namun carilah bantuan profesional seperti psikiater atau psikolog untuk membuat keputusan yang tepat.
Kesembuhan akan datang bagi mereka yang meyakininya—-seperti penemu bohlam yang meyakini akan ada cahaya di 999 kali kegagalan. (Red)
Penulis : Hilda Putri Ramizah