Kaboom! Utang Baru Rp 781,9 T Bikin Shock—Tertinggi Sejak Pandemi, nih!

Mata uang dolar, ilustrasi hutang RI. (Sumber: pinterest)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Siap-siap dulu buat nge-scroll berita ekonomi satu ini: Presiden Prabowo Subianto direncanain bakal narik utang baru sebesar Rp 781,868 triliun di APBN 2026! Ini yang disebut-sebut sebagai jumlah terbesar sejak masa pandemi COVID-19

Rincian Donoro: SBN vs Pinjaman

(1) Surat Berharga Negara (SBN) Net: sekitar Rp 749,19 triliun.
(2) Pinjaman Neto: total Rp 32,67 triliun, di mana:
– Pinjaman dalam negeri: neto negatif sekitar Rp 6,5 triliun (artinya bayar cicilan lebih gede daripada utang baru).
– Pinjaman luar negeri: neto positif Rp 39,2 triliun.

Bandingkan, Bro: Utang Tahunan

Pada 2021 (Pandemi) pembiayaan utang sebesar Rp 870,5 triliun, pada 2022 sebesar Rp 696 triliun, dilanjut pada 2023 sebesar Rp 404 triliun, lalu pada 2024 sebesar Rp 558,1 triliun. Pada 2025 (Outlook) Rp 715,5 triliun, sedangkan 2026 (RAPBN) sebesar Rp 781,9 triliun.

Meaning: Utang 2026 ini memang lebih rendah daripada 2021—tapi tetep the biggest sejak pandemi terkendali pas 2022–2025.

Siap Bayar, Bro? Cek Rasio Utangnya Dulu!

Menteri Keuangan Sri Mulyani bilang, rasio total utang terhadap PDB stabil nihil naik selama 3 tahun terakhir, di angka 39,96 %.

Strategi pemerintah? Fokus ambil utang dalam negeri, pake instrumen inovatif seperti SMV, BLU, dan SAL (Sisa Lebih Anggaran) sebagai bantalan fiskal.

Dilema: Bisa Bayar Gak?

Menurut lembaga riset INDEF, total beban utang yang harus dilunasi pada 2026 (pokok + bunga) diperkirakan mencapai Rp 1.433,4 triliun, naik dari Rp 1.352,5 triliun di 2025.

Pokok jatuh tempo: sekitar Rp 833,96 triliun
Bunga: naik ke Rp 599,44 triliun. Jika bunga sebesar ini dibayarkan, pemerintah bisa kehilangan opportunity besar—untuk program kayak makan bergizi gratis atau yang lain. INDEF bahkan bilang beban bunga itu setara 22% penerimaan pajak!

Intinya Gimana, Gan?

  • Jumlah utang baru 2026 (Rp 781,9T) = terbanyak sejak crisis, tapi masih di bawah puncak pandemi 2021.
  • Rasio utang terhadap PDB stabil di 39,96 %, cukup aman dibanding rata-rata global atau negara maju.
  • Tapi beban bayar (pokok + bunga) melonjak ke Rp 1.433T, jadi berat juga buat APBN.
  • Pemerintah bilang bakal hati-hati: utamakan utang lokal, jaga inovasi, dan punya SAL sebagai back-up.

Kesimpulan Pop-Cool

Secara headline: “Prabowo bakal tarik utang baru Rp 781,9T! Terbesar sejak pandemi, tapi tetap kantong aman—atau malah makin berat?”

Garis besarnya: ga gampang, tapi ga kacau. Asal dikelola cerdas, tetap doable. Tapi kalau bunga makin membengkak, APBN bisa jadi rempong sendiri di nanti. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like