Pernyataan Resmi Presma Politeknik Medical Farma Husada Soal Narasi Tendensius Jual-Beli Beasiswa

SUARAMUDA, MATARAM — Presiden Mahasiswa Politeknik Medical Farma Husada (MFH) Mataram keberatan dengan pemberitaan oleh aktivis dari luar kampus terkait dugaan praktik jual-beli beasiswa di lingkungan kampus MFH.

“Saya, selaku Presiden Mahasiswa, menyatakan keberatan dan menyayangkan penyampaian informasi yang tidak berimbang dan cenderung menyudutkan institusi pendidikan kami secara sepihak, “tegas Presma MFH, Mu amal Farizal.

Ia juga menyampaikan beberapa klarifikasi penting untuk meluruskan opini publik yang mulai terbentuk secara keliru.

1. Beasiswa KIP Merupakan Hak Mahasiswa Kurang Mampu. Bahwa, program beasiswa KIP Kuliah diberikan kepada mahasiswa yang benar-benar memiliki latar belakang ekonomi tidak mampu dan memiliki potensi akademik yang layak.

Kampus tidak pernah memaksa atau mengarahkan mahasiswa untuk “membeli” beasiswa tersebut.

Tidak ada praktik sistematis yang menunjukkan bahwa kampus menjadikan beasiswa sebagai komoditas yang diperjualbelikan.

2. Mahasiswa yang Membantu Sesama, Bukan Menjual Hak. Dalam beberapa kasus yang muncul di lapangan, kami justru menemukan adanya solidaritas mahasiswa—dimana penerima KIP yang merasa cukup secara ekonomi secara sukarela mengalihkan bantuannya kepada mahasiswa lain yang lebih membutuhkan.

Ini tidak bisa secara gegabah dikategorikan sebagai praktik jual beli, apalagi dikaitkan sebagai skema bisnis gelap institusi.

3. Tuduhan Sepihak Tanpa Bukti Valid. Saya mempertanyakan metode “investigasi” yang diklaim oleh pihak luar tersebut.

Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan “mahasiswa Universitas Mataram” yang melakukan investigasi, serta tidak ada bukti kuat, transparan, atau saksi sah yang menunjukkan keterlibatan pihak kampus secara institusional dalam dugaan praktik jual beli beasiswa.

Menggeneralisasi dan menyudutkan nama baik kampus tanpa klarifikasi terlebih dahulu adalah bentuk pencemaran nama baik.

4. Kita Terbuka untuk Evaluasi, Bukan Fitnah Publik. Sebagai Presiden Mahasiswa, saya mendukung penuh transparansi dan perbaikan tata kelola beasiswa di kampus kami.

Jika memang ada oknum yang bermain, Saya siap bekerja sama dengan pihak yang berwenang untuk mengusut secara tuntas.

Tapi kami menolak keras cara-cara framing media yang membunuh karakter lembaga pendidikan tanpa bukti hukum.

5. Aktivisme Jangan Dijadikan Alat Provokasi
Saya butuh aktivis yang mengedepankan data, bukan sensasi.

Membawa nama kampus ke ranah publik dengan narasi yang mengandung unsur penghinaan dan penghakiman adalah tindakan tidak bertanggung jawab, apalagi jika dilakukan tanpa prosedur dialog atau mediasi terlebih dahulu.

Sebagai Presiden mahasiswa MFH, dirinya tetap berkomitmen menjaga marwah pendidikan, dan menolak narasi yang menjadikan kampus sebagai kambing hitam atas persoalan struktural yang lebih luas di dunia beasiswa nasional.

“Demikian klarifikasi ini saya sampaikan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan intelektual kepada masyarakat, ” tutup Mu amal Farizal, dalam laporan tertulis. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like