
Jakarta, SUARAMUDA – Gunungapi Raung di Jawa Timur kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Berdasarkan laporan resmi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tremor dengan amplitudo maksimal mencapai 17 mm terdeteksi pada 16-17 Desember 2024. Data ini sejalan dengan peningkatan grafik RSAM (Realtime Seismic Amplitude Measurement) yang mencerminkan kenaikan energi gempa.
Secara visual, hanya terpantau hembusan gas putih dari kawah dengan ketinggian maksimal 300 meter. Namun, Badan Geologi mengingatkan bahwa potensi bahaya berupa akumulasi gas vulkanik di dasar kawah tetap ada. Sejarah erupsi Gunungapi Raung mencatat berbagai aktivitas berbahaya, termasuk aliran piroklastik, jatuhan abu, hingga lava andesitik-basaltik. Terakhir kali, gunung ini mengalami erupsi pada Juli 2022 dengan kolom abu setinggi 1.500 meter.
Saat ini, Gunungapi Raung berada di Tingkat Aktivitas Level II (Waspada), dan masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari kawah. Kepala Badan Geologi, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc., mengimbau masyarakat agar tetap waspada, tidak panik, dan hanya mengikuti informasi dari sumber resmi seperti aplikasi Magma Indonesia atau Pos Pengamatan Gunung Raung di Banyuwangi.
Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, serta pemerintah daerah untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi segala kemungkinan. Selain itu, masyarakat diharapkan tidak terpengaruh oleh berita hoaks yang dapat memicu kepanikan.
“Situasi ini masih dalam pemantauan intensif. Kami meminta masyarakat tetap tenang, mematuhi rekomendasi, dan bersiap menghadapi segala kemungkinan,” ujar Dr. Muhammad Wafid.
Dengan fluktuasi aktivitas vulkanik yang tinggi, Badan Geologi mengingatkan bahwa erupsi dapat terjadi sewaktu-waktu. Kesiagaan bersama adalah kunci untuk mengantisipasi potensi bahaya dari salah satu gunungapi aktif di Indonesia ini.