
Oleh: Aryan Valerian*
SUARAMUDA – Pilbup Jepara tahun ini ada 2 calon yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Karena Pilbup sebelumnya kualitas Paslon hampir sama, tapi Pilbup tahun 2024 sangat berbeda; Paslon 01 sangat nampak religius dengan backingan pasukan santri yang alit, sementara paslon 02 nampak “berbeda” dengan backingan Pak Dhe Woko yang elit.
Inilah yang membuat kenapa saya harus menulis ini, minimal agar publik bisa menilai kualitas kedua paslon dari sisi sekelumit kisah majunya Gus Nung di Pilbup Jepara ini. Dan setidaknya inilah secuil kisah berliku perjalanan Gus Nung maju Pilbup Jepara.
1. Wiwit dan Ambisi Calon Tunggal
Sejak jauh-jauh hari sebelum 2024, Wiwit sudah menunjukkan niatnya untuk maju sebagai calon Bupati Jepara. Ambisinya tak main-main; ia ingin memastikan dirinya menjadi calon tunggal.
Strateginya adalah dengan “membeli” dukungan dari semua partai politik, agar tidak ada ruang bagi calon lain untuk bersaing.
Puncaknya, saat bulan Ramadan 2024, Wiwit menggelar acara buka bersama yang mengundang semua pimpinan partai politik.
Momen ini dianggap sebagai langkah ‘diplomasi’ politik untuk mengamankan dukungan. Namun, tidak semua pihak setuju dengan pendekatan tersebut.
2. Gus Nung Ingin Menjaga Demokrasi di Jepara Tetap Berjalan
Gus Nung memiliki pandangan yang berbeda. Sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat dan berjiwa demokratis, Gus Nung berharap Pilkada Jepara 2024 diwarnai oleh banyak calon.
“Semakin banyak calon, semakin sehat demokrasi kita,” ujarnya dalam berbagai kesempatan.
Gus Nung berkali-kali bicara di hadapan media, berharap akan ada setidaknya 3 atau 4 paslon bupati agar masyarakat lebih bebas memilih.
Karena jika 1 paslon saja, demokrasi Jepara hanya dimiliki oleh segelintir orang, dan jika hanya dia dengan 1 paslon lagi maka gesekan di masyarakat akan terasa sangat panas.
Gus Nung yakin bahwa keberagaman pilihan akan memberikan masyarakat Jepara kesempatan untuk menentukan pemimpin terbaik sesuai harapan mereka.
Oleh karena itu, meski partainya, PKB, turut diundang dalam acara buka bersama Wiwit, Gus Nung tegas menolak hadir. Baginya, politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi juga soal menjaga prinsip demokrasi.
3. Menolak Dominasi, Mengedepankan Demokrasi
Langkah Gus Nung ini mempertegas posisinya sebagai pemimpin yang mengedepankan kompetisi sehat. Dia ingin memastikan bahwa masyarakat Jepara memiliki pilihan dan suara mereka benar-benar dihargai.
Tantangan politik yang dihadapi Gus Nung tidaklah mudah. Di tengah manuver politik Wiwit yang mencoba mengonsolidasikan kekuatan, Gus Nung tetap berdiri tegak, meyakini bahwa prinsip demokrasi harus tetap dijaga.
Harapan Gus Nung menjaga demokrasi dijegal, semua partai sudah “diborong” oleh mas Wiwit yang penuh ambisi melawan kotak kosong.
Dian Kristiandi yang ‘notabene’ sosok petahana (incumbent) dan sudah sangat ingin maju kembali pun harus gigit jari karena PDI-P juga “dibeli” oleh Mas Wiwit.
Hingga sampai pada saat di mana Gus Nung didesak oleh masyarakat untuk terus mencari Mitra Koalisi. PKB butuh setidaknya 3 kursi lagi untuk bisa lolos ambang batas, agar bisa mendaftarkan diri maju Pilkada Jepara.
4. Gus Nung Tidak Pernah Menyerah
Di tengah isu bahwa Wiwit sudah memboyong semua partai, karena ingin maju tanpa lawan, Gus Nung mengundang beberapa wartawan di Jepara untuk ‘njagong’ bareng dan mengumumkan bahwa asa itu masih ada.
Ditemani oleh istri tercinta: Hj. Hindun Anisah, dan dimoderatori oleh Zakariya Anshori, demi menjaga bara api demokrasi agar tetap menyala, saat itu Gus Nung tetap optimis masih bisa maju meksipun belum jelas akan menggandeng siapa.
5. Arah Baru untuk Jepara JUARA
Perjalanan Gus Nung maju dalam Pilkada Jepara 2024 penuh liku, namun semangatnya untuk memberikan perubahan positif bagi Jepara tak pernah surut.
Hingga muncul dukungan dari Partai Nasdem, berpasangan dengan Mas Iqbal yang dianggap mewakili semangat anak muda dan memiliki passion di bidang pengembangan anak muda dan olahraga (sepakbola: Persijap).
Ia percaya bahwa demokrasi yang sehat adalah kunci untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan berpihak pada rakyat.
Di tengah situasi politik yang pelik, Gus Nung terus menunjukkan bahwa keberanian untuk berbeda dan mempertahankan prinsip adalah hal yang paling penting dalam perjalanan seorang pemimpin.
Pilkada Jepara 2024 bukan sekadar perebutan kekuasaan, tetapi juga pertaruhan masa depan demokrasi di Bumi Kartini. Lantas, apakah perjuangan sampai di situ? Tentu saja tidak … ! (Red)
*Aryan Valerian (bukan nama sebenarnya) alumni FISIP Unwahas Semarang dan pemerhati politik lokal