Pengamat Politik Undip: Gagasan Calon Wali Kota Semarang Belum Sentuh Kebutuhan Anak Muda, Piye jal?

SUARAMUDA, KOTA SEMARANG — Tak dipungkiri, salah satu yang menjadi kunci kemenangan dalam Pilwakot Semarang ialah suara generasi milenial dan generasi Z.

Data KPU Kota Semarang, misalnya, tercatat 1.265.192 sebagai daftar pemilih tetap (DPT). Dari total itu, umlah ini terdiri dari 613.751 pemilih laki-laki dan 651.441 pemilih perempuan. Pemilih DPT ini sendiri tersebar di 16 Kecamatan, 177 Kelurahan dan 2.358 TPS.

Pemilih terbanyak berada di kecamatan Pedurungan dengan 147.681 pemilih. Sedangkan pemilih terkecil berada di kecamatan Tugu dengan 24.846 pemilih. Adapun dari segi usia terdiri dari 22,11 persen Gen Z (usia 17-27 tahun) dan 32,26 persen untuk generasi milenial (28-43 tahun).

Mengutip pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Wahid Abdulrahman, total pemilih dari kalangan Gen Z dan milenial mencapai 54 persen. Dengan jumlah sebesar itu dikatakan secara otomatis mereka akan menjadi penentu kemenangan calon.

Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang 2024/ Instagram: @semarangpemkot

Tapi dalam kacamata Wahid, kedua pasangan calon (paslon) yang berkontestasi di Pilwakot 2024 telah melakukan pendekatan dengan generasi muda, meski lewat media sosial.

Namun pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip tersebut melihat, gagasan atau program yang ditawarkan mereka belum menyentuh persoalan dan kebutuhan anak muda.

“Kalau dari dua pasangan calon, saya lihat belum ada spesifik melihat gagasan bagaimana membangun sumber daya manusia ke depan,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, masing-masing kandidat bisa mengambil suara pemilih muda melalui gagasan atau program yang kemudian dikemas dengan menarik dan kreatif.

Dikatakan, program tersebut bisa diintensifkan melalui kampanye di media sosial. Wahid mengatakan, ada dua hal yang tetap harus didukung oleh figur atau ketokohan dari masing-masing paslon.

“Yang bisa menarik dari para paslon adalah gagasan paslon. Kedua adalah media, milenial dan Gen Z adalah pemakai media sosial. Terakhir adalah figur,”tandasnya. (Red)

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like