
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Wacana reformasi sistem pemilu kembali mencuat pasca-Pemilu 2024 dan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada pertengahan 2025.
Salah satu isu yang ramai dibahas adalah rencana pemisahan jadwal pemilu nasional (presiden dan legislatif) dengan pemilu lokal (kepala daerah dan DPRD) mulai tahun 2029.
Isu tersebut menjadi bahasan utama dalam Dialog Interaktif bertajuk “Perlukah Reformasi Sistem Pemilu?” yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (4/10/2025).
Dekan FISIP Unwahas, Dr. Ali Martin, M.Si, menegaskan bahwa reformasi sistem pemilu merupakan isu penting yang perlu dikaji secara mendalam agar arah demokrasi Indonesia tidak mundur ke belakang.
Acara ini juga menghadirkan anggota KPU Jawa Tengah, Basmar P. Amron, M.M, sebagai narasumber utama.
Kegiatan berlangsung secara hybrid di Smart Classroom Gedung D, Kampus Unwahas Sampangan, Semarang, dan diikuti mahasiswa Magister Ilmu Politik (MIP) lintas angkatan.
Dalam paparannya, Basmar mengulas benang merah perkembangan sistem kepemiluan di Indonesia serta sejumlah wacana revisi Undang-Undang Pemilu.
Ia menyoroti beberapa isu yang belakangan muncul, seperti pemisahan jadwal pemilu nasional dan lokal, serta rencana pengembalian pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
“Sempat muncul wacana mengenai pemilihan gubernur dan bupati kembali melalui DPRD. Namun oleh banyak pakar, gagasan ini dinilai sebagai bentuk kemunduran demokrasi,” ujarnya.
Usai dialog interaktif, kegiatan dilanjutkan dengan Learning Clinic yang dipandu oleh Kepala Program Studi Magister Ilmu Politik FISIP Unwahas, Dr. Dra. Ismiyatun, M.Si.
Sesi ini membahas hal-hal teknis perkuliahan, mulai dari pengisian KRS, SIKADU, WDMK, hingga kewajiban administrasi mahasiswa.
“Pada sesi ini kita ulas semua yang berkaitan dengan perkuliahan ke depan, termasuk persoalan administratif yang sering dihadapi mahasiswa,” terang Ismiyatun.
Acara yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WIB itu berjalan lancar dan mendapat antusias tinggi dari peserta, baik yang hadir langsung maupun secara daring.
Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari itu diharapkan memperkaya pemahaman mahasiswa tentang dinamika sistem kepemiluan dan pentingnya reformasi politik di Indonesia. (Red)