Polman dalam Bayang Orkestrasi Kejahatan: Antara Mastermind dan Pengalihan Isu Nasional

Ilustrasi bayang-bayang kejahatan. (Sumber: pinterest)

Oleh: Wahyu Gunadi (El Bara)*)

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Kabupaten Polewali Mandar (Polman) kini menghadapi lebih dari sekadar kasus kejahatan biasa. Wilayah ini dilanda gelombang kriminalitas beruntun yang menciptakan suasana mencekam di tengah masyarakat.

Peristiwa-peristiwa ini memicu kekhawatiran bahwa Polman sedang menjadi bagian dari skenario keamanan yang jauh lebih besar dan terencana. Hak dasar warga untuk merasa aman kini digantikan oleh kecurigaan dan ketakutan.

Adakah Desain Sistematis dan Peran “Mastermind” di Balik Kekacauan?

Pola kejahatan yang muncul di Polman menunjukkan ciri-ciri yang sangat sistematis, jauh dari kesan insiden sporadis. Frekuensi kejadian yang tinggi dan polanya yang terstruktur menguatkan dugaan adanya “desain” yang matang.

Keyakinan masyarakat mengarah pada satu kesimpulan: pasti ada “mastermind” —aktor intelektual berkuasa—yang sengaja mengorkestrasi kekacauan ini untuk mencapai tujuan tersembunyi. Kejahatan telah menjadi alat manipulasi.

Dugaan ini juga banyak diungkap tokoh komunitas lokal. Penulis berpandangan, bahwa sepertinya ada oknum tertentu di balik semua ini.

Pasalnya, fenomena ini menunjukkan bahwa kecurigaan ini telah berakar kuat di tingkat akar rumput, di mana masyarakat mulai mempertanyakan lonjakan kriminalitas yang datang tiba-tiba.

Mari kita renungi bersama-sama. Ini adalah seruan kolektif agar publik tidak hanya menjadi penonton pasif, melainkan menjadi analis kritis dengan berupaya membongkar motif dan algoritma kejahatan yang sedang terjadi.

Masyarakat harus proaktif mencari tahu apa agenda tersembunyi di balik teror yang kita rasakan.

Kekhawatiran yang terjadi di Polman ternyata bukan masalah lokal semata. Data terbaru dari Pusat Informasi Kriminal (Pusiknas) Bareskrim Polri dan Data Indonesia.id menunjukkan bahwa per Oktober 2025, Indonesia secara keseluruhan menghadapi tantangan keamanan serius.

Ada peningkatan tajam kasus kejahatan dari tahun-tahun sebelumnya. Lonjakan kriminalitas yang sistematis ini kini menjadi masalah skala nasional, mengindikasikan bahwa Polman hanyalah satu titik dari destabilisasi yang lebih luas.

Fenomena Kejahatan dan Isu Publik Sentral: Adakah Pengalihan Isu?

Waktu terjadinya lonjakan kejahatan ini sangatlah sensitif. Pada saat yang sama, perhatian publik sedang terpusat pada dua isu besar: program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang memiliki jangkauan luas dan momen reformasi Polri yang krusial.

Situasi ini memunculkan pertanyaan kritis: Apakah gelombang kejahatan yang masif ini sengaja diciptakan sebagai pengalihan isu?

Dan apakah tujuannya adalah agar informasi mengenai tantangan dan pelaksanaan program MBG atau berita mengenai perkembangan reformasi Polri tidak tersebar masif, dan tidak mendapat pengawasan publik yang ketat?

Taktik pengalihan semacam ini sering digunakan untuk meredam isu sentral yang berpotensi merugikan kepentingan oknum tertentu.

Masyarakat kini terperangkap dalam lingkaran khawatir, cemas, dan ketakutan atas “algoritma” kejahatan ini. Mereka sadar bahwa ada sesuatu yang tersembunyi—suatu agenda yang memanfaatkan rasa tidak aman mereka sebagai alat.

Apa yang sebenarnya terjadi di balik korelasi aneh antara peningkatan kejahatan nasional dan isu-isu strategis negara?

Spekulasi mengarah pada adanya pihak yang terancam oleh transparansi dan perbaikan yang dibawa oleh reformasi Polri atau oleh besarnya dana serta pengawasan yang menyertai program MBG.

Lonjakan kejahatan ini bisa jadi adalah bentuk destabilisasi yang bertujuan mengganggu, menunda, atau bahkan menggagalkan proses-proses penting tersebut.

Pengungkapan tuntas atas “mastermind” yang bermain di balik layar adalah langkah mendesak untuk memulihkan stabilitas Polman dan kepercayaan nasional. (Red)

*) Wahyu Gunadi (El Bara), pegiat pada Komunitas Presiden Ressist Community, kader HMI Cabang Polewali Mandar dan mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like